JAKARTA, KOMPAS.com – Video yang berisi tentang seorang istri memukuli suami penderita stroke baru-baru ini viral di media sosial.
Dalam video berdurasi 2 menit 24 detik tersebut, tampak wanita yang disebut sebagai istri mencaci-maki suaminya sebelum kemudian memukulinya dengan menggunakan tongkat. Video itu disinyalir dibuat di Kawasan Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta Utara.
Sang suami tampak menjerit, namun karena penyakitnya yang diduga stroke, tak jelas apa yang ia sebutkan.
Video tersebut mendapat kecaman dari banyak warganet. Menanggapi kejadian ini, Ratih Ibrahim S.Psi., MM selaku Child, Adolescence & Marriage Counselor and Therapist dan Sarahsita Hendrianti, M.Psi., selaku Psikolog Dewasa angkat bicara.
Ratih Ibrahim menyebutkan, apa yang dilakukan oleh wanita dalam video tersebut merupakan tindak kekerasan.
“Terlepas dari status pria dan wanita tersebut, ini merupakan tindak kekerasan. Jika memang sang pria diduga suaminya dan wanita tersebut diduga adalah istrinya, maka hal ini menjadi domestic violence alias kekerasan dalam rumah tangga,” tutur Ratih kepada Kompas.com, Rabu (18/12/2019).
Baca juga: Mengapa Polisi Melakukan Tindak Kekerasan terhadap Demonstran?
Domestic violence yang terjadi dalam video tersebut, lanjut Ratih, menempatkan sang istri sebagai pelaku (suspect) dan sang pria sebagai korban (victim).
“Setelah mengamati betul video tersebut, saya bentuk kekerasan naik satu tingkat menjadi lebih berat karena korbannya sakit dan tidak berdaya,” tambah Ratih.
Sementara itu, psikolog lainnya yaitu Sarahsita Hendrianti mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kewajiban untuk mengasuh anggota keluarga memang memiliki tingkat stres yang tinggi.
"Seseorang yang punya dorongan atau kewajiban untuk mengasuh atau menjadi pengasuh keluarga yang terkena penyakit kronis, apalagi menghambat fungsi perilaku seperti stroke, memang tingkat stressnya tinggi. Para pengasuh itu kemudian rentan untuk kena stress," papar Sarahsita.
Namun kembali lagi, lanjutnya, perilaku tergantung cara seseorang mengelola stresnya masing-masing.
"Ada banyak kemungkinan. Mungkin ada kecenderungan bahwa istrinya stres, atau dalam fase shock karena suaminya stroke. Bagaimanapun stroke adalah kenyataan yang tidak mudah diterima," lanjutnya.
Saat polisi menginterogasi wanita dalam video tersebut, ia terindikasi mengalami stres atau gangguan jiwa. Oleh anggota kepolisian, wanita tersebut diarahkan ke Rumah Sakit Jiwa Grogol untuk diobservasi.
Butuh observasi selama dua minggu untuk membuktikan apakah wanita dalam video tersebut mengalami gangguan kejiwaan.
Namun, dari sudut pandang psikologis, Ratih Ibrahim menampik jika wanita itu mengalami gangguan jiwa.