KOMPAS.com - Studi terbaru menunjukkan, emisi dari perusahaan produsen bahan bakar fosil bertanggungjawab atas lebih dari setengah pengasaman laut sejak 1880 (zaman pra-industri).
Studi tersebut telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah Enviromental Research Letters.
Studi ini berfokus pada 88 perusahaan produsen gas, minyak, batu bara terbesar, dan semen.
Riset ini dilakukan untuk menghitung kadar pengasaman laut yang terjadi sebagai akibat dari karbon yang dilepaskan selama proses ekstraksi, produksi, dan penggunaan oleh perusahaan produsen bahan bakar fosil.
Baca juga: Biofuel, Bahan Bakar Ramah Lingkungan Mulai Dipakai Kawasan ASEAN
Studi ini meneliti emisi yang dihasilkan perusahaan selama dua periode waktu, yakni 1880 hingga 2015 dan 1965 hingga 2015.
Penelitian terbaru telah mendokumentasikan bahwa industri minyak dan gas bumi sebenarnya telah sadar akan risiko iklim dari aktivitas mereka sejak pertengahan 1960-an.
Namun, begitu sadar risiko-risiko ini diketahui secara luas, perusahaan-perusahaan tersebut diduga telah mensponsori kampanye disinformasi bernilai jutaan dolar.
Hal itu dimaksudkan untuk meyakinkan publik bahwa kajian sains soal iklim (climate science) tersebut tidak pasti, yang memungkinkan dapat menuntut suatu aksi nyata bagi perusahaan untuk mencegah perubahan iklim.
"Kami telah mengetahui selama beberapa dekade bahwa membakar bahan bakar fosil sejauh ini merupakan pendorong pengasaman laut terbesar, tetapi saat itu kami tidak dapat melacak berapa banyak satu perusahaan bahan bakar fosil yang berkontribusi pada masalah ini, dan dengan cara apa," kata Rachel.
Licker, penulis studi utama dan ilmuwan iklim senior di Union of Concerned Scientists (UCS), juga mengatakan bahwa para ilmuwan sekarang dapat mengukur seberapa jauh asam laut yang dihasilkan dari setiap produk perusahaan bahan bakar fosil.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.