Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biofuel, Bahan Bakar Ramah Lingkungan Mulai Dipakai Kawasan ASEAN

Kompas.com - 06/09/2019, 11:16 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kawasan ASEAN mulai mengganti bahan bakar berbasis fosil menjadi biofuel, bahan bakar nabati yang lebih ramah lingkungan.

Potensi biofuel cair generasi pertama menjadi bagian penting pasokan energi baru dan terbarukan.

Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Purwoko Adhi menjelaskan, dua bentuk umum biofuel adalah bioetanol dan biodiesel.

Biotenol terbuat dari bahan baku utama tebu dan singkong, sedangkan biodiesel terbuat dari bahan baku utama minyak kelapa sawit dan kelapa.

Baca juga: Unicorn, Hak Ulayat, hingga Biofuel, 10 Istilah dalam Debat Capres Kedua

Saat ini, Thailand dan Filipina memproduksi bioetanol dan biodiesel, sedangkan Malaysia dan Indonesia merupakan produsen biodiesel.

Keempat negara itu memiliki kebijakan khusus terkait pengembangan dalam pemenuhan produksi bioetanol dan biodiesel.

Isi kebijakannya, masing-masing negara harus menyeimbangkan keamanan energi dan manfaat lingkungan dengan implikasi potensial lainnya, terutama ketahanan pangan, deforestasi, keanekaragaman hayati, dan penanganan masalah sosial yang mungkin akan timbul.

Pada 2030, Malaysia bertujuan untuk mengganti 5 persen diesel dalam transportasi jalan, sedangkan Filipina bertujuan untuk menggantikan 15 persen diesel dan 20 persen bensin dengan biofuel.

Sementara itu pada 2021 Thailand bertujuan menyimpan 44 persen minyak dengan biofuel.

"Kalau di Indonesia sudah ada peraturan yang menetapkan mulai 2020 pakai B30. Campuran 30 persen biodiesel dan 70 persen diesel," ungkap Purwoko kepada Kompas.com.

Purwoko menambahkan, dalam waktu dekat masyarakat ekonomi ASEAN akan meliberalisasi pasar biofuel yang telah dimulai sejak tahun 2016.

"Di dalamnya diharapkan terdapat keterkaitan antar pasar untuk menyerap kelebihan pasokan yang disebabkan oleh kebijakan dan target masing-masing negara," ujar Purwoko dalam Workshop on Higher Blending of Biofuels for Transportation in ASEAN Countries: Testing and Strategy, Selasa (03/09/2019).

Baca juga: Prabowo Sebut Aren dan Singkong untuk Biofuel, Apa Kata Ahli?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau