Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Isi Riset LGBT yang Bikin Dwi Estiningsih Ditegur Peneliti Asing?

Kompas.com - 13/12/2019, 16:55 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Rekan penulis dan saya memiliki komitmen mendalam terhadap keadilan bagi kaum muda LGBTQ. Apa yang Anda lakukan atas pekejaan kami terkait homofobia mengerikan," ungkapnya.

Untuk membaca lebih lengkap hasil penelitian Eugene, Anda dapat melihatnya di sini.

4. Sadiq Naveed dan tim dengan judul Health Care Disparities Among Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender Youth: A Literature Review - 2017

Dari studi ini, Dwi mengatakan bahwa data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyait (CDC) AS menemukan ada peningkatan diagnosis HIV/AIDS pada pria.

"Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika menyebutkan tahun2014 terjadi peningkatan diagnosis baru HIV Aids pada gay dan laki2 biseks sebesar 83%. Pemerintah Amerika aja kepayahan, disini malah ada partai yg kampanye #LGBT. Tolong cc in. #DaruratHIVDaruratLGBT," tulisnya.

Apa yang ditulis Dwi segera mendapat tanggapan dari salah satu penulis, Sadiq Naveed.

Sadiq mengingatkan, tujuan seorang peneliti melakukan riset bukan untuk menjelek-jelekkan suatu kelompok masyarakat, tapi untuk membantu.

Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan Sadiq dan tim adalah untuk memberi informasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan LGBT.

Sadiq pun menyayangkan pengutipan artikel yang diambil setengah-setengah.

"Sebuah artikel harus dipertimbangkan dalam konteks penuh, bukan mengutip beberapa kalimat dari sebuah artikel untuk kepentingan Anda (Dwi) sendiri. Selain itu, tujuan penilaian organisasi apapun adalah untuk mengalokasikan sumber daya yang sesuai dan dapat meningkatkan kehidupan individu," tulisnya.

Sadiq berkata, apa yang dilakukannya sebagai seorang psikiater bukan untuk mengecam atau menjelekkan manusia.

"Saya terus berusaha untuk memastikan bahwa kepercayaan pribadi atau agama saya tidak memengaruhi orang lain atau pasien," ungkapnya.

Baca juga: Menalar LGBT di Luar Perspektif Agama, Bagaimana Genetika Melihatnya?

Terkait dengan data CDC 2014 yang menyebut ada peningkatan 83 persen diagnosis HIV di antara laki-laki berusia 13 tahun ke atas, hal ini disebabkan oleh banyak faktor.

Mulai dari perilaku seksual yang tidak aman pada remaja LGBT termasuk berhubungan seksual di usia dini, kurang edukasi dalam praktik seks aman, tidak menggunakan kondom, dan persepsi tentang penularan PMS.

"Intinya, hal ini berhubungan dengan kurangnya edukasi seks dan praktik hubungan seksual yang tidak aman. Peningkatan serupa (HIV) mungkin juga dialami oleh pasangan heteroseksual yang melakukan hubungan seksual berisiko tinggi," terang Sadiq.

Terakhir, Sadiq memperingatkan bahwa semua orang harus berhati-hati dalam menggunakan data ilmiah, terlebih jika hal itu digunakan untuk menyebarkan informasi tertentu.

"Mari membuat tempat yang baik untuk semua orang, daripada memaksakan sistem kepercayaan kita untuk orang lain," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau