2. Riset Brian Mustanski dengan judul Mental Health Disorders, Psychological Distress, and Suicidality in a Diverse Sample of Lesbian, Gay, Bisexual,and Transgender Youths - 2011
Dari riset yang dipublikasikan di American Journal of Public Health (AJPH) 20 September 2011, Dwi menyimpulkan ada beberapa gangguan mental yang dialami LGBT.
"Pada #LGBT 17% conduct disorder, 15% depresi berat, 9% PTSD, 31% percobaan bunuh diri," tulisnya.
Apa yang dikatakan Dwi mendapat respons langsung dari Brian melalui akun Twitter resminya.
Menurut Brian, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar kelompok LGBT mengalami masalah mental karena faktor dari luar, yakni intimidasi dan diskriminasi dari lingkungan.
Mereka kerap mengalami perundungan dan kebitakan anti LGBT sehingga membuat kesehatan mentalnya terganggu. Bukan kelompok LGBT sejak awal memiliki gangguan mental.
"Ini interpretasi yang salah dari apa yang telah saya lakukan. Penelitian kami menunjukkan, kesenjangan kesehatan mental dipicu oleh faktor-faktor penentu sosial. (Sebagai contoh, intimidasi dan kebijakan anti-gay)," tulis Brian.
"Orang LGBT tidak secara inheren mengalami gangguan (mental). Kesimpulan hasil riset kami dalam dilihat dalam makalah ini: https://ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/24328," imbuh dia.
That would be an incorrect interpretation of my work. We have shown that mental health disparities are driven by social determinants (e.g., bullying, anti-gay policies). LGBTQ people are NOT inherently disordered. We summarize that work in this paper: https://t.co/0pRYIVMB3G
— Brian Mustanski, PhD (@Mustanski) December 8, 2019
3. Riset Nelson Eugene Walls dengan judul Correlates of Cutting Behavior among Sexual Minority Youths and Young Adults - 2010
Riset ini diterbitkan pada 4 Desember 2010 di jurnal Social Work Research.
Dari penelitian Eugene Walls itu, Dwi berkata bahwa lebih dari 50 persen LGBT mengalami depresi dan lebih dari 20 persen pernah melakukan percobaan bunuh diri.
"Mayoritas responden #LGBT ; 59% mengalami episode depresi, dengan 22,3% pernah melakukan percobaan bunuh diri," tulisnya.
Atas twit tersebut, Eugene segera meluruskan apa yang dikatakan oleh Dwi. Eugene pun meminta Dwi untuk jujur dalam memberi informasi.
"Anda (Dwi) melakukan dekontekstualisasi hasil penelitian kami untuk aktivitas sosiopolitik anti-LGBT Anda," tulis Eugene membalas twit Dwi.
"Jika Anda akan mengutip penelitian akademis, setidaknya jujurlah," tegas Eugene.