Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/12/2019, 18:30 WIB

KOMPAS.COM - Dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia digadang sebagai penyampah plastik di laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok.

Penyebabnya adalah peningkatan populasi, persentase sampah yang tidak terkelola, dan garis pantai yang luas.

Komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah laut serta mendukung target Sustainable Development Goals 14.1 perlu didukung oleh informasi ilmiah melalui riset monitoring yang komprehensif dalam mengidentifikasi sumber di lapangan.

Muhammad Reza Cordova dan Intan Suci Nurhati dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan riset monitoring yang tertulis dalam jurnal Scientific Reports berjudul “Major Sources and Monthly Variations in the Release of Land-derived marine debris from the Greater Jakarta Area, Indonesia”.

Baca juga: Menimbang Sampah Plastik yang Ditimbulkan dari Minuman Kekinian

Studi tersebut merupakan monitoring bulanan sampah pertama di Indonesia yang mengidentifikasi enam tipe sampah dan 19 kategori sampah plastik dari sembilan muara sungai di Jakarta, Tangerang dan Bekasi selama bulan Juni 2015 sampai 2016.

“Sekitar 59 persen dari sampah yang mengalir di sembilan muara sungai tersebut merupakan sampah plastik yang didominasi styrofoam,” ujar Reza di Jakarta pada Rabu (11/12/2019).

Reza menjelaskan, hasil monitoring mengestimasi aliran sampah sebesar 8.32 ton per hari dari kawasan Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.

“Angka tersebut 8-16 kali lebih rendah dibandingkan dengan estimasi dari studi-studi berbasis model,” sambungnya.

Foto dirilis Kamis (21/11/2019), memperlihatkan wisatawan mancanegara turut membersihkan sampah yang berserakan di kawasan Pantai Kuta, Bali. Beragam upaya penyelamatan lingkungan Bali dari ancaman sampah plastik terus digulirkan, seperti pengurangan penggunaan kantong plastik, gerakan penggunaan tumbler, hingga mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomis.ANTARA FOTO/NYOMAN HENDRA WIBOWO Foto dirilis Kamis (21/11/2019), memperlihatkan wisatawan mancanegara turut membersihkan sampah yang berserakan di kawasan Pantai Kuta, Bali. Beragam upaya penyelamatan lingkungan Bali dari ancaman sampah plastik terus digulirkan, seperti pengurangan penggunaan kantong plastik, gerakan penggunaan tumbler, hingga mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi produk bernilai ekonomis.

Reza mengungkapkan, fakta tersebut menekankan pentingnya data monitoring di lapangan untuk validasi kontribusi sampah plastik dari Indonesia.

Selama periode penelitian, hasil monitoring menunjukkan kontribusi sampah laut dari Jakarta lebih rendah dibandingkan dengan kawasan sekitarnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+