Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Bikin Sakit Perut, Kenapa Orang Tetap Suka Makanan Pedas?

Kompas.com - 10/12/2019, 18:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Cabai kemudian mulai diadopsi di berbagai resep makanan di seluruh dunia, termasuk di India, China, dan Thailand.

"Kita bisa membayangkan, dulunya makanan di Eropa terasa sangat hambar. Tapi kehadiran cabai dapat memperkuat rasa, sama halnya dengan gula."

Tantangan dan sakit perut

Namun, ada pula teori lain yang menjelaskan kecintaan kita terhadap cabai.

Hubungan manusia dengan cabai merupakan hasil dari "constrained risk" atau situasi di mana manusia merasakan sebuah sensasi ekstrem tanpa harus benar-benar terluka.

Teori ini menyebutkan manusia mulai makan cabai karena dorongan untuk mencari tantangan.
Ujian yang menyakitkan

Teori ini dikemukakan oleh Paul Rozin, profesor psikologi di Universitas Pennsylvania, yang mengembangkan argumen yang bermula dari rasa penasaran akan fakta bahwa sebagian besar mamalia tidak makan cabai.

Ia melakukan percobaan dengan memberikan cabai mulai dari yang lemah hingga yang terkuat sampai si peserta tidak sanggup lagi menahan rasa pedasnya.

Dalam wawancara, subyek penelitian ditanya, rasa pedas mana yang paling mereka sukai? Mereka semua menjawab cabai terpedas yang sanggup mereka makan.

"Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dapat menikmati peristiwa negatif," Rozin menjelaskan.

"Pikiran kita belajar untuk menyadari bahwa kita bukan sedang menghadapi marabahaya meskipun tubuhnya berkata lain."

Tampaknya, manusia menikmati cabai untuk alasan yang sama dengan menonton film horor.

Baca juga: Anti-Obesitas Hingga Anti-Kanker, Ini Segudang Manfaat Makanan Pedas

Sifat dan jenis kelamin

Ilmuwan makanan Nadia Byrnes menguji kemungkinan jika jenis kelamin juga bermain peran dalam kecenderungan kesukaan terhadap cabai.

Ia menemukan bahwa pria lebih termotivasi oleh faktor eksternal seperti kesan yang akan diciptakan jika mereka berani memakan cabai yang lebih pedas, sementara perempuan lebih tertarik pada sensasi yang ditimbulkan saat makan cabai.

"Di Meksiko, misalnya, konsumsi cabai dikaitkan dengan kekuatan, keberanian, dan sifat-sifat maskulin lainnya," kata Brynes.

Satu hal yang pasti: Apakah Anda memilih cabai karena senang tantangan, tidak suka makanan hambar, atau mengikuti insting untuk menghindari makanan basi; cabai akan semakin banyak diproduksi dan kita tidak akan pernah kekurangan makanan pedas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com