Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 27/11/2019, 19:03 WIB

KOMPAS.com - Banyak dari kita yang berpikir tidak butuh vaksin bila tubuh sedang sehat. Namun sebenarnya hal ini tidak berlaku, terutama jika Anda berencana melakukan perjalanan.

Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia, Prof Dr dr Iris Rengganis SpPD K-AI FINASIM.

"Semua orang dapat terkena flu, meskipun kamu sedang merasa sehat sekalipun," kata dr Iris dalam acara "Bebas Influenza Saat Traveling" di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Baca juga: Risiko Influenza Sangat Tinggi Saat Traveling, Ini Antisipasinya

Hal itu dikarenakan, galur virus influenza terus bermutasi dan menyebar ke area lain. Influenza menular dengan sangat cepat dan mudah lewat udara. Saat perjalanan adalah momen paling rentan tersebarnya virus influenza.

Dampak buruknya, influenza dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi yang dapat berujung pada kematian. Maka, dr Iris mengingatkan untuk melakukan pencegahan terhadap virus influenza.

Manfaat vaksinasi virus influenza

Dijelaskan dr Iris, influenza adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Hal ini sebaiknya dilakukan terutama bila Anda akan melakukan perjalanan.

"Khususnya yang mengikuti perjalanan dengan transportasi umum dan kelompok besar peserta seperti umrah atau haji," jelasnya.

Vaksinasi dilakukan untuk dapat mencegah komplikasi influenza seperti radang paru, perawatan di rumah sakit, atau bahkan kematian akibat gangguan saluran napas yang berat.

Baca juga: Serba-serbi Influenza: Faktor Risiko hingga Tips Pencegahannya

Dengan catatan, vaksinasi harus dilakukan setidaknya setidaknya dua minggu sebelum melakukan perjalanan. Sebab vaksin influenza membutuhkan waktu kurang lebih dua minggu untuk membentuk antibodi.

Atau dengan melakukan vaksin tersebut setidaknya sekali dalam setahun, dan dilakukan rutin setiap tahun.

"Secara medis, respons imunitas tubuh terhadap vaksinasi menurun seiring waktu. Sehingga vaksinasi influenza harus dilakukan setahun sekali untuk proteksi yang lebih optimal," kata dr Iris.

Selain itu, strain virus influenza yang dominan menyebar di seluruh dunia berubah setiap tahunnya sehingga formula vaksin flu harus disesuaikan setiap tahunnya.

Jika pejalan tidak vaksin influenza

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Priok Jakarta, dr Jefri H Sitorus MKes, mengatakan vaksinasi juga telah menjadi keharusan bagi traveler baik domestik maupun internasional.

"Setiap seseorang baik itu awak personel transportasi maupun penumpang yang datang dari atau akan berangkat ke negara endemis, negara terjangkit, atau juga negara yang mewajibkan vaksinasi, maka orang tersebut wajib memiliki sertifikat vaksinasi internasional yang masih berlaku," kata Jefri.

Ilustrasi vaksinshutterstock Ilustrasi vaksin

Jika tidak memiliki sertifikat vaksinasi internasional, maka dilakukan tindakan Kekarantinaan Kesehatan atau penundaan keberangkatan.

Namun, apabila mereka menolak pemberian vaksin (vaksinasi), maka Pejabat Karantina Kesehatan berwenang mengeluarkan rekomendasi kepada pejabat imigrasi untuk dilakukan pembatalan pemberangkatan.

"Semua ini dilakukan atas kesepakatan internasional, dengan tujuan yang sama yaitu mencegah risiko gangguan kesehatan individu akibat influenza selama perjalanan, tidak menularkan atau juga tidak tertular dari virus yang sedang menyebar di negara yang dikunjungi nantinya," jelasnya.

Baca juga: Sering Dianggap Sama, Ini Bedanya Influenza dengan Selesma

Selain itu, menurut Head of medical Sanofi Pasteur Indonesia, dr Dhani Arifandi, vaksinasi juga dianggap sebagai investasi kesehatan di masa depan.

"Virus flu bisa disebut 'virus pintar' karena bisa berubah setiap tahun untuk menyerang sistem kekebalan Anda. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya vaksin influenza, khususnya menjelang musim liburan akhir tahun. Kami berharap, masyarakat dapat melakukan pencegahan melalui vaksinasi influenza sehingga dapat menjalani hidup yang bermakna," ucap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Kita
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Kita
6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

Oh Begitu
Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Oh Begitu
Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Fenomena
Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Kita
Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Kita
4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

Oh Begitu
Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Oh Begitu
Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Oh Begitu
Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Fenomena
Apa Itu Fenomena Okultasi?

Apa Itu Fenomena Okultasi?

Fenomena
Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Oh Begitu
Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+