Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Vaksin Influenza saat Traveling, Ini Konsekuensinya...

KOMPAS.com - Banyak dari kita yang berpikir tidak butuh vaksin bila tubuh sedang sehat. Namun sebenarnya hal ini tidak berlaku, terutama jika Anda berencana melakukan perjalanan.

Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia, Prof Dr dr Iris Rengganis SpPD K-AI FINASIM.

"Semua orang dapat terkena flu, meskipun kamu sedang merasa sehat sekalipun," kata dr Iris dalam acara "Bebas Influenza Saat Traveling" di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Hal itu dikarenakan, galur virus influenza terus bermutasi dan menyebar ke area lain. Influenza menular dengan sangat cepat dan mudah lewat udara. Saat perjalanan adalah momen paling rentan tersebarnya virus influenza.

Dampak buruknya, influenza dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi yang dapat berujung pada kematian. Maka, dr Iris mengingatkan untuk melakukan pencegahan terhadap virus influenza.

Manfaat vaksinasi virus influenza

Dijelaskan dr Iris, influenza adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Hal ini sebaiknya dilakukan terutama bila Anda akan melakukan perjalanan.

"Khususnya yang mengikuti perjalanan dengan transportasi umum dan kelompok besar peserta seperti umrah atau haji," jelasnya.

Vaksinasi dilakukan untuk dapat mencegah komplikasi influenza seperti radang paru, perawatan di rumah sakit, atau bahkan kematian akibat gangguan saluran napas yang berat.

Dengan catatan, vaksinasi harus dilakukan setidaknya setidaknya dua minggu sebelum melakukan perjalanan. Sebab vaksin influenza membutuhkan waktu kurang lebih dua minggu untuk membentuk antibodi.

Atau dengan melakukan vaksin tersebut setidaknya sekali dalam setahun, dan dilakukan rutin setiap tahun.

"Secara medis, respons imunitas tubuh terhadap vaksinasi menurun seiring waktu. Sehingga vaksinasi influenza harus dilakukan setahun sekali untuk proteksi yang lebih optimal," kata dr Iris.

Selain itu, strain virus influenza yang dominan menyebar di seluruh dunia berubah setiap tahunnya sehingga formula vaksin flu harus disesuaikan setiap tahunnya.

Jika pejalan tidak vaksin influenza

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Priok Jakarta, dr Jefri H Sitorus MKes, mengatakan vaksinasi juga telah menjadi keharusan bagi traveler baik domestik maupun internasional.

"Setiap seseorang baik itu awak personel transportasi maupun penumpang yang datang dari atau akan berangkat ke negara endemis, negara terjangkit, atau juga negara yang mewajibkan vaksinasi, maka orang tersebut wajib memiliki sertifikat vaksinasi internasional yang masih berlaku," kata Jefri.

Jika tidak memiliki sertifikat vaksinasi internasional, maka dilakukan tindakan Kekarantinaan Kesehatan atau penundaan keberangkatan.

Namun, apabila mereka menolak pemberian vaksin (vaksinasi), maka Pejabat Karantina Kesehatan berwenang mengeluarkan rekomendasi kepada pejabat imigrasi untuk dilakukan pembatalan pemberangkatan.

"Semua ini dilakukan atas kesepakatan internasional, dengan tujuan yang sama yaitu mencegah risiko gangguan kesehatan individu akibat influenza selama perjalanan, tidak menularkan atau juga tidak tertular dari virus yang sedang menyebar di negara yang dikunjungi nantinya," jelasnya.

Selain itu, menurut Head of medical Sanofi Pasteur Indonesia, dr Dhani Arifandi, vaksinasi juga dianggap sebagai investasi kesehatan di masa depan.

"Virus flu bisa disebut 'virus pintar' karena bisa berubah setiap tahun untuk menyerang sistem kekebalan Anda. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya vaksin influenza, khususnya menjelang musim liburan akhir tahun. Kami berharap, masyarakat dapat melakukan pencegahan melalui vaksinasi influenza sehingga dapat menjalani hidup yang bermakna," ucap dia.

https://sains.kompas.com/read/2019/11/27/190300923/tak-vaksin-influenza-saat-traveling-ini-konsekuensinya-

Terkini Lainnya

Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Mengapa Kura-Kura Melakukan Pose Superman? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Oh Begitu
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Apa yang Terjadi Jika Kita Mencoba Mendarat di Planet Gas Raksasa?
Oh Begitu
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fosil Kepala Amfibi Raksasa Ditemukan di Texas, Mirip Karakter Film ‘Toy Story’
Fenomena
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Apa yang Terjadi di Otak Seorang Psikopat? 
Kita
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Ditemukan, Bukti Ledakan Bintang Ganda yang Mengubah Pemahaman Alam Semesta
Oh Begitu
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Evolusi Mamalia Tak Sesederhana yang Kita Duga, Fosil Baru Ubah Ceritanya
Oh Begitu
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Genus Baru Laba-Laba Pelompat yang Ahli Berkamuflase Ditemukan di Selandia Baru
Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke