Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Dianggap Sama, Ini Bedanya Influenza dengan Selesma

Kompas.com - 27/11/2019, 12:38 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat mengalami pusing kepala, tubuh panas, pilek disertai hidung meleler, sebagian besar masyarakat mengatakan bahwa mereka sedang terkena flu atau influenza.

Padahal, tidak semua gejala yang dialami tersebut menunjuk pada penyakit influenza. Bisa jadi itu adalah penyakit selesma.

Ketua Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia, Prof Dr dr Iris Rengganis SpPD K-AI FINASIM mengatakan, masyarakat sering mengira bahwa yang mereka alami sehari-hari kalau pilek, itu pastilah flu atau influenza, dan mereka kira hal itu biasa dan justru cenderung tidak berbahaya menurut mereka.

"Tetapi masih banyak yang menganggap influenza sebagai penyakit yang ringan, meskipun sebenarnya influenza ini lebih berbahaya daripada selesma," kata Iris dalam acara Bebas Influenza Saat Travelling di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Baca juga: Serba Serbi Influenza: Faktor Risiko hingga Tips Pencegahannya

"Bedanya selesma itu bisa disebabkan oleh berbagai macam virus tapi tidak ganas, sedangkan influenza itu virusnya beda dan ganas," imbuhnya.

Berikut perbedaan gejala selesma dan influenza yang perlu Anda ketahui.

Gejala Selesma

Selesma (influenza line ilness) itu sendiri memiliki gejala yang lebih ringan dari flu dan tidak mengarah pada komplikasi penyakit yang lebih parah seperti halnya flu.

- Jarang mengalami demam.

- Jarang sakit kepala.

- Merasakan nyeri dan pegal ringan.

- Jarang mengalami lemah daya tahan tubuh.

- Saat menderita gejala selesma lain, jarang yang hingga membuat terbaring di tempat tidur.

- Sering mengalami pilek.

- Biasa menderita bersin-bersin dan tenggorokan sakit.

- Mengalami batuk ringan cenderung sedang, tapi kadang-kadang.

- Komplikasi yang bisa terjadi yaitu sinus atau infeksi telinga.

Baca juga: Risiko Influenza Sangat Tinggi Saat Traveling, Ini Antisipasinya

Gejala Influenza

Sebaliknya, Iris berkata bahwa influenza berbahaya dan mengancam nyawa, sangat berpotensi menjadi wabah karena dapat menular dengan cepat, dan berbahaya kalau sampai komplikasi. Gejalanya meliputi:

- Seringkali mengalami demam yang tiba-tiba dan dengan suhu tinggi, paling tidak berakhir dalam 3-4 hari.

- Sering mengalami sakit kepala.

- Nyeri dan pegal biasa terjadi, dan seringkali terasa sangat sakit.

- Merasa daya tahan tubuh melemah bahkan cenderung sangat berat, bisa sampai satu bulan.

- Saat menderita gejala influenza lain bahkan bisa terbaring di tempat tidur, sampai 5-10 hari.

- Cenderung jarang mengalami pilek atau hanya kadang-kadang saja.

- Kadang-kadang mengalami bersin-bersin dan juga tenggorokan sakit.

- Biasa mengalami batuk, serta cenderung bisa menjadi parah.

- Komplikasi yang bisa terjadi yaitu pneumonia, gagal ginjal, gagal hati, hingga mengancam jiwa.

Baca juga: Jangan Anggap Remeh, Influenza Bisa Picu Komplikasi hingga Kematian

Virus penyebab influenza

Influenza disebabkan oleh virus yang berbeda dengan virus penyebab selesma. Seperti dipaparkan di atas, selesma disebabkan oleh berbagai macam virus yang tidak ganas, sementara virus influenza dikategorikan sebagai virus yang ganas.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF), Prof dr Cissy B Kartasasmita SpA(K) PhD, menjelaskan bahwa ada tiga tipe virus influenza ini, yaitu Influenza A, Influenza B dan Influenza C.

Di antara ketiganya, hanya Influenza A dan Influenza B menyebabkan penyakit pada manusia.

Influenza A terdiri dari beberapa subtipe, tetapi yang penting dan saat ini sedang bersirkulasi yaitu H1N1 (flu babi) dan H3N2 (flu Australia).

Influenza A juga bisa menyebabkan Epidemik (kasus kejadiannya terus meningkat setiap tahun) dan Pandemik (kasusnya dapat menyerang area geografis yang luas atau bahkan seluruh dunia).

"Jenis yang mengalami Pandemik tahun 2019 adalah subtype H1N1. Tapi ada jenis lain yang sangat berbahaya yaitu H5N1 (flu burung) atau Avian influenza," kata dia.

"Dari kedua tipe penyebab influenza pada manusia itu, A dan B, yang paling ganas itu A karena dia bisa bermutasi gen, kalau B ya cuma dua Yamagata dan Victoria. Kalau A bervariasi dia karena bisa berubah-ubah kalau mengalami mutasi gen," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com