Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu Jakarta Rentan Likuefaksi, Begini Cara Tahu Tanah Rawan Luluh

Kompas.com - 23/11/2019, 19:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Syarat ketiga, likuefaksi dapat terjadi di daerah yang rawan gempa.

Namun, gempa yang bisa menimbulkan likuefaksi adalah gempa yang kekuatannya lebih dari M 6,0 dan durasinya lebih dari satu menit.

Adrin berkata, bila ada gempa besar tapi sumbernya jauh dari tempat tinggal kita, dan hanya terjadi dalam waktu singkat, maka likuefaksi tidak akan terjadi.

4. Penelitian mendalam

Selain ketiga syarat di atas, Adrin menambahkan, untuk mengetahui suatu wilayah berpotensi atau rentan terhadap fenomena likuefaksi, maka diperlukan penelitian kepadatan dan kekuatan lapisan tanah di bawah permukaan tanah secara detail.

"Penelitiannya bisa menggunakan metode uji lapangan berupa standard penetration test (SPT), cone penetration test (CPT), dan shear wave velocity survey (Vs)," kata Adrin.

Penelitian ini diperlukan guna mengetahui derajat kerentanan secara pasti dan dampak yang ditimbulkan oleh fenomena likuefaksi tersebut.

Jika ada potensi likuefaksi, ahli dapat memprediksi jenis mana yang akan terjadi. Apakah yang menyebabkan penurunan tanah, pergerakan leteral, pergerakan osilasi, atau likuefaksi aliran.

Baca juga: Menelusuri Potensi Likuefaksi di Jakarta dari Riset LIPI, Ini Hasilnya

Riset Jakarta

Pada 2015, Adrin dan tim pernah meneliti potensi likuefaksi di Jakarta Utara.

Dari penelitian kepadatan dan lapisan tanah di bawah permukaan tanah, Adrin menemukan Jakarta Utara memiliki lapisan lempung yang cukup tebal, kemudian di bawah lapisan lempung baru ditemukan sedikit lapisan pasir.

Karena hal inilah, kawasan Jakarta Utara memiliki potensi terkena likuefaksi yang rendah.

"Hasil penelitian saya (di kawasan) itu menunjukkan, ada potensi (likeufaksi). Tapi potensinya rendah," ungkap Adrin

Jika Jakarta Utara mengalami likuefaksi, yang terjadi adalah penurunan muka tanah tidak lebih dari lima sentimeter. Ini dapat dikatakan kerentanan likuefaksi yang rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau