Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Sebut Racun Kalajengking Berpotensi Jadi Antibiotik Baru

Kompas.com - 20/11/2019, 09:22 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita jarang menganggap bahwa kalajengking memiliki manfaat. Namun, ternyata itu tak sepenuhnya benar.

Peneliti berhasil menemukan dua senyawa baru dalam racun hewan arachnida tersebut yang berfungsi mengobati infeksi Staph dan tuberkulosis.

Untuk mendapat senyawa dalam racun kalajengking yang bisa digunakan sebagai antibiotik infeksi Staph dan tuberkulosis, bukan hal yang mudah dan tidak murah.

Setiap satu milimeter racun, peneliti harus menggelontorkan dana sebesar Rp 145 juta.

Belum lagi, Richard Zare, ahli kimia dari Stanford University, menyebutkan, butuh dua minggu atau lebih bagi seekor kalajengking untuk memulihkan persediaan pada tubuhnya.

Baca juga: Kalajengking: Sengatan Setajam Pisau Belum Tentu Beracun

Namun, dengan manfaat racun tersebut, peneliti berharap pada kemudian hari dapat mengembangkan sintetisnya di laboratorium sehingga lebih terjangkau.

Dalam studinya, peneliti dari National Autonomous University of Mexico memerah racun dari spesies Diplocentrus melici, yang sebelumnya belum pernah diteliti racunnya.

Mereka kemudian memisahkan komponen-komponen serta menyintesisnya.

Selanjutnya, peneliti menguji dengan beberapa bakteri, seperti Staphlococcus aureus, Escherichia coli, dan Mycobacterium tuberculosis.

Peneliti menguji racun yang telah disentesis tersebut pada tikus yang terinfeksi TBC serta sampel jaringan manusia yang menampung bakteri Staph.

Hasilnya, racun itu berhasil membunuh mikroorganisme Staph dan TB, menunjukkan potensinya sebagai antibiotik.

Baca juga: Alat Pemerah Kalajengking Diciptakan, Ini Tujuannya

Christine Beeton, ahli fisiologi molekuler dan biofisika di Baylor College of Medicine, yang tak terlibat dengan studi tersebut menyebutkan, penelitian racun kalanjengking menjadi sesuatu hal yang menjanjikan.

Meski begitu, ia menggarisbawahi bahwa perlu pengujian lebih lanjut untuk mengetahui efeknya. Termasuk juga mempersiapkan dosis sintesis yang sesuai bila akan diujikan pada skala manusia.

Dikutip dari Hello Sehat, infeksi Staph merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus sp. Bila tak mendapat penanganan serius, maka bisa menjadi penyakit yang mematikan.

Sementara TB atau tuberkulosis sendiri adalah penyakit menular paling mematikan yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TB dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com