KOMPAS.com - Kita jarang menganggap bahwa kalajengking memiliki manfaat. Namun, ternyata itu tak sepenuhnya benar.
Peneliti berhasil menemukan dua senyawa baru dalam racun hewan arachnida tersebut yang berfungsi mengobati infeksi Staph dan tuberkulosis.
Untuk mendapat senyawa dalam racun kalajengking yang bisa digunakan sebagai antibiotik infeksi Staph dan tuberkulosis, bukan hal yang mudah dan tidak murah.
Setiap satu milimeter racun, peneliti harus menggelontorkan dana sebesar Rp 145 juta.
Belum lagi, Richard Zare, ahli kimia dari Stanford University, menyebutkan, butuh dua minggu atau lebih bagi seekor kalajengking untuk memulihkan persediaan pada tubuhnya.
Baca juga: Kalajengking: Sengatan Setajam Pisau Belum Tentu Beracun
Namun, dengan manfaat racun tersebut, peneliti berharap pada kemudian hari dapat mengembangkan sintetisnya di laboratorium sehingga lebih terjangkau.
Dalam studinya, peneliti dari National Autonomous University of Mexico memerah racun dari spesies Diplocentrus melici, yang sebelumnya belum pernah diteliti racunnya.
Mereka kemudian memisahkan komponen-komponen serta menyintesisnya.
Selanjutnya, peneliti menguji dengan beberapa bakteri, seperti Staphlococcus aureus, Escherichia coli, dan Mycobacterium tuberculosis.
Peneliti menguji racun yang telah disentesis tersebut pada tikus yang terinfeksi TBC serta sampel jaringan manusia yang menampung bakteri Staph.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.