Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2019, 17:05 WIB

"Jadi itu terbukti bahwa kebijakan untuk membuat semacam pemisah agar tiap ras itu tetap murni di Indonesia yang pernah dicoba di sekitar Batavia itu gagal," ujar Bondan.

Dia melanjutkan, saya enggak terlalu khawatir dengan berbagai macam perdebatan akhir-akhir ini yang mengobsesikan adanya kemurnian ras, karena di Indonesia itu enggak pernah ada (kemurnian ras). Dan karakteristik orang Indonesia itu enggak seperti itu, cenderung bercampur baur. Jadi perlahan-lahan identitas etnis ini hilang.

Corak Maritim yang Membuktikan Toleransi

Selain gagalnya politik segregasi oleh VOC, bukti toleransi sebagai karakter asli Indonesia juga ditunjukkan oleh corak maritim nusantara yang bahkan sudah ada sebelum Belanda datang.

Bondan berkata bahwa Indonesia, sebagaimana negara Asia Tenggara lainnya memiliki corak maritim yang sangat kuat dan aktif berdagang. Melihat hal ini, sudah bisa dipastikan bahwa karakter asli orang Indonesia itu toleran.

"Kalau orang berdagang kan mau enggak mau harus berinteraksi dengan semua orang, enggak bisa eksklusif dan kemudian enggak mau berkontak dengan kelompok tertentu. Begitu sikap eksklusif, aktivitas dagangnya enggak bisa berkembang," ujarnya.

Baca juga: Tak Ada Pribumi, Begini Tes DNA Tentukan Asal Usul Orang Indonesia

Indonesia sendiri lahir karena adanya lingua franca atau bahasa penghubung yang menfasilitasi aktivitas perdagangan nusantara. Bahasa itu merupakan bahasa Melayu yang membuat orang Sumatera bisa mengobrol dengan orang Maluku, orang Maluku bisa mengobrol dengan orang Jawa dan orang Jawa bisa mengobrol dengan orang Sulawesi.

Bondan mengatakan, jadi sebetulnya, meski itu enggak terlihat jelas, sudah ada embrio terbentuknya bangsa indonesia itu melalui adanya aktivitas perdagangan yang difasilitasi dari bahasa Melayu. Dan bukan hanya bertukar barang, tapi budaya, ide dan gagasan, sehingga akhirnya kita memiliki kemiripan satu sama lain.

"Jadi indonesia bukan terbentuk karena kolonialisme tapi lebih awal dari itu. Saya menentang pandangan bahwa indonesia baru ada setelah Belanda menjajah indonesia. Enggak, sebelum itu sudah ada Indonesia," imbuhnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengapa Ular Berganti Kulit?

Mengapa Ular Berganti Kulit?

Oh Begitu
Apakah Fungsi Kumis pada Gajah?

Apakah Fungsi Kumis pada Gajah?

Oh Begitu
Benarkah Bulu yang Dicukur Akan Tumbuh Lebih Cepat dan Lebat?

Benarkah Bulu yang Dicukur Akan Tumbuh Lebih Cepat dan Lebat?

Oh Begitu
7 Hewan Penghuni Amazon, Ada Ular Besar dan Burung Warna-warni

7 Hewan Penghuni Amazon, Ada Ular Besar dan Burung Warna-warni

Oh Begitu
Mengenal Obesitas yang Bisa Sebabkan Banyak Penyakit

Mengenal Obesitas yang Bisa Sebabkan Banyak Penyakit

Kita
10 Negara Terpanas di Dunia Versi World Atlas

10 Negara Terpanas di Dunia Versi World Atlas

Fenomena
Apakah Mikropenis Dapat Diobati?

Apakah Mikropenis Dapat Diobati?

Oh Begitu
Benarkah Kantong Teh Bermanfaat untuk Mata?

Benarkah Kantong Teh Bermanfaat untuk Mata?

Oh Begitu
Paus Fransiskus Jalani Operasi Hernia, Kondisi Apa Itu?

Paus Fransiskus Jalani Operasi Hernia, Kondisi Apa Itu?

Oh Begitu
Gurita Ternyata Mampu Mengatur Ulang Otak untuk Beradaptasi

Gurita Ternyata Mampu Mengatur Ulang Otak untuk Beradaptasi

Fenomena
Seperti Apa Buaya Terbesar di Dunia yang Hidup di Penangkaran?

Seperti Apa Buaya Terbesar di Dunia yang Hidup di Penangkaran?

Oh Begitu
Berapa Banyak Samudra yang Ada di Bumi?

Berapa Banyak Samudra yang Ada di Bumi?

Fenomena
Suhu Lautan Bumi Catat Rekor Paling Hangat

Suhu Lautan Bumi Catat Rekor Paling Hangat

Fenomena
Gajah di Kebun Binatang Ternyata Juga Menikmati Kehadiran Pengunjung

Gajah di Kebun Binatang Ternyata Juga Menikmati Kehadiran Pengunjung

Oh Begitu
Seperti Apa Cara Baru Steril Kucing Betina?

Seperti Apa Cara Baru Steril Kucing Betina?

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com