"Jadi itu terbukti bahwa kebijakan untuk membuat semacam pemisah agar tiap ras itu tetap murni di Indonesia yang pernah dicoba di sekitar Batavia itu gagal," ujar Bondan.
Dia melanjutkan, saya enggak terlalu khawatir dengan berbagai macam perdebatan akhir-akhir ini yang mengobsesikan adanya kemurnian ras, karena di Indonesia itu enggak pernah ada (kemurnian ras). Dan karakteristik orang Indonesia itu enggak seperti itu, cenderung bercampur baur. Jadi perlahan-lahan identitas etnis ini hilang.
Selain gagalnya politik segregasi oleh VOC, bukti toleransi sebagai karakter asli Indonesia juga ditunjukkan oleh corak maritim nusantara yang bahkan sudah ada sebelum Belanda datang.
Bondan berkata bahwa Indonesia, sebagaimana negara Asia Tenggara lainnya memiliki corak maritim yang sangat kuat dan aktif berdagang. Melihat hal ini, sudah bisa dipastikan bahwa karakter asli orang Indonesia itu toleran.
"Kalau orang berdagang kan mau enggak mau harus berinteraksi dengan semua orang, enggak bisa eksklusif dan kemudian enggak mau berkontak dengan kelompok tertentu. Begitu sikap eksklusif, aktivitas dagangnya enggak bisa berkembang," ujarnya.
Baca juga: Tak Ada Pribumi, Begini Tes DNA Tentukan Asal Usul Orang Indonesia
Indonesia sendiri lahir karena adanya lingua franca atau bahasa penghubung yang menfasilitasi aktivitas perdagangan nusantara. Bahasa itu merupakan bahasa Melayu yang membuat orang Sumatera bisa mengobrol dengan orang Maluku, orang Maluku bisa mengobrol dengan orang Jawa dan orang Jawa bisa mengobrol dengan orang Sulawesi.
Bondan mengatakan, jadi sebetulnya, meski itu enggak terlihat jelas, sudah ada embrio terbentuknya bangsa indonesia itu melalui adanya aktivitas perdagangan yang difasilitasi dari bahasa Melayu. Dan bukan hanya bertukar barang, tapi budaya, ide dan gagasan, sehingga akhirnya kita memiliki kemiripan satu sama lain.
"Jadi indonesia bukan terbentuk karena kolonialisme tapi lebih awal dari itu. Saya menentang pandangan bahwa indonesia baru ada setelah Belanda menjajah indonesia. Enggak, sebelum itu sudah ada Indonesia," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.