Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Leluhur Indonesia Terungkap, Memang Ada Moyang Pelaut dari China

Kompas.com - 06/11/2019, 07:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Ras Australomelanisid sendiri, berdasarkan bukti tulang yang ditemukan di Gua Harimau, sempat hidup bersama meskipun tidak terjadi perkawinan, dengan ras Mongoloid di daerah Sumatera sebelum akhirnya punah sekitar 3.500 tahun lalu.

Baca juga: 16 Responden Indonesia Dites DNA, Ternyata Tidak Ada Pribumi

Ras Austronesia atau Mongoloid

Sekitar 7.000 tahun yang lalu, muncul kelompok kecil ras austronesia atau mongoloid di Fujian atau Xijian, China tengah. Mereka bergerak ke timur dan menjadi populasi yang besar di Taiwan sekitar 6.000 tahun yang lalu.

Ras inilah yang kita kenang dalam lagu "Nenek moyang seorang pelaut". Sebab, berbeda dengan ras-ras sebelumnya, ras mongoloid memiliki banyak keahlian, mulai dari pertanian awal, menjinakkan hewan dan tumbuhan, hingga pelaut ulung.

Menggunakan perahu, ras ini dengan sangat cepat bermigrasi Out of Taiwan ke selatan melalui Filipina, Sulawesi sampai Vanuatu; ke timur sampai Polinesia sekitar 2.000 tahun lalu; dan ke barat sampai Madagaskar. Hingga akhirnya, mereka menguasai Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Kepada pulau-pulau yang mereka datangi, ras ini lantas menurunkan ciri-ciri agraris dan maritim.

Harry berkata bahwa merekalah populasi yang sampai sekarang hidup di Indonesia bagian barat. "Sehingga Indonesia bagian barat sekarang itu DNA China-nya pasti banyak. Indonesia bagian timur, nanti dulu. Bagian selatan Nusa Tenggara Barat, ada separuh," ujarnya.

Dia pun berkata bahwa melihat berbagai migrasi dan proses hunian di nusantara ini, bisa dikatakan bahwa meskipun secara fisik kita sekarang berbeda-beda, sebetulnya kita berasal dari pohon evolusi yang sama sekitar 70.000 tahun lalu. Pohon evolusi ini bercabang menjadi penduduk nusantara saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com