Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Ahli Bicara Mitigasi Tsunami Lewat Kearifan Lokal Indonesia

Kompas.com - 05/11/2019, 17:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Ada cerita menarik, tahun 80-an ada kampung yang di sekitarnya rawa. Tetapi rawa itu sebetulnya bentuk lain dari nalodo atau likuefaksi. Kemudian setelah tahun 80-an, rawa itu diurug dan dijadikan perumahan," papar Widjo.

"Kemarin saat likeufaksi (Palu), tanah yang dulunya ada (80-an) ya tetap di situ enggak ada masalah. Tapi yang dulunya rawa, tenggelam," katanya.

Widjo mengatakan, ini merupakan bukti nyata bahwa suatu fenomena atau bencana alam akan terus berulang, terutama gempa dan tsunami.

Oleh sebab itu, kearifan lokal di suatu wilayah diharapkan Widjo dapat dilestarikan dan masuk dalam kurikulum pendidikan.

2. Eko Yulianto

Eko Yulianto, pelacak jejak tsunami purba dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah melakukan ekspedisi dari Lebak, Jawa Barat, hingga Bali.

Dia menemukan, lapisan-lapisan sedimen yang dibawa tsunami pada masa lalu. Menurut pengukuran Eko, sekitar 400 tahun yang lalu ada tsunami besar di selatan Jawa.

Fenomena ini menurut Eko terekam dalam mitos Nyi Roro Kidul.

Diwawancarai Kompas.com via telepon, Sabtu (20/9/2019), Eko menuturkan bahwa pencarian jejak tsunami raksasa purba dimulainya ketika melakukan penelitian di lapangan dua hari setelah tsunami Pangandaran pada 2006.

Pada saat itu, dia menemukan bukti pertama yang diduga endapan tsunami purba. Namun, dia tidak dapat mengambil sampel dan meneliti lebih lanjut.

Baru satu tahun kemudian, ketika Eko menemani profesornya yang berasal dari Jepang, sampel berhasil dibawa untuk diuji di Japan Nuclear Center.

Hasil pengujian yang keluar pada 2 Desember 2017 menunjukkan bahwa tsunami terjadi sekitar 400 tahun yang lalu plus minus 30 tahun.

"Dari situ saya berpikir, seandainya benar 400 tahun itu tadi, maka saat itu di Jawa sedang ada apa. 400 tahun lalu secara kasar tahun 1600. Karena sejak kecil saya juga suka sejarah, saya masih ingat pelajaran-pelajaran dulu secara umum. Tahun 1600-an itu adalah kurang lebih awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam," ujar Eko.

"Lalu karena saya juga orang jawa, yang dibesarkan di Jawa dan masih mengalami masa ketika menonton sandiwara tradisional Jawa, ketoprak, dan sebagainya, yang saya ingat juga adalah hubungan antara raja-raja Mataram Islam dengan Ratu Pantai Selatan (Nyi Roro Kidul) sebagai sebuah mitos," lanjutnya lagi.

Dua versi

Berdirinya Kerjaan Mataram Islam dituturkan dalam dua versi.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau