KOMPAS.com - Puliuhan juta penduduk Asia berisiko terkena banjir akibat peningkatan ketinggian air laut yang disebabkan perubahan iklim pada abad ini.
Ini merupakan kesimpulan satu penelitian yang diadakan oleh Climate Central, sebuah organisasi nonpemerintah yang bermarkas di Amerika Serikat.
Menurut lembaga ini, daerah-daerah yang akan berada di bawah ketinggian air laut pada tahun 2100, dihuni oleh sekitar 190 juta orang.
Hari ini, menurut perkiraan lembaga ini, sekitar 110 juta orang tinggal di kawasan itu - yang umumnya terlindung oleh dinding, tanggul dan berbagai benteng pantai lainnya.
Baca juga: Apa Bedanya Pemanasan Global dengan Perubahan Iklim?
Perkiraan masa depan, selama ini berlandaskan asumsi pemanasan global yang moderat, maka gangguan air laut diperkirakan terbatas.
Penyelidikan Climate Central yang diterbitkan di jurnal Nature Communications edisi 29 Oktober 2019, mengkoreksi bias dalam paket data ketinggian yang dipakai untuk mengukur seberapa jauh kawasan pedalaman yang akan tergenang akibat perubahan cuaca.
Paket data ini berasal dari misi pesawat ulang alik luar angkasa Endeavour yang menggunakan radar di tahun 2000 untuk memproduksi peta ketinggian di seluruh dunia.
Dari sini dibuat model tiga dimensi Planet Bumi yang menjadi data yang paling banyak digunakan untuk keperluan ini.
Namun tim dari Climate Central, Scott Kulp dan Benjamin Strauss, mengatakan data itu bias yang membuat beberapa daratan tampak lebih tinggi dari yang sebenarnya.
Hal ini terjadi karena di lokasi-lokasi tersebut terdapat tetumbuhan tebal semisal hutan, dan radar Endeavour keliru membacanya sebagai permukaan tanah.
Kulp dan Strauss menggunakan perangkat lebih mutakhir berupa Lidar (pendeteksi dengan sinar laser) untuk memasukkan data ke komputer yang kemudian mengkoreksi kekeliruan digital elevation model (DEM) dari data sebelumnya.
Kemudian ketika data CoastalDEM ini digunakan bersamaan dengan statistik populasi dan perkiraan peningkatan ketinggian air laut, menjadi jelas bahwa lebih banyak orang yang akan terkena dampak di masa depan.
Data ketinggian yang baru ini memperlihatkan bahwa enam negara Asia (China, Bangladesh, India, Vietnam, Indonesia, dan Thailand), harus menghadapi ancaman banjir laut tahunan pada tahun 2050.
Di kawasan tersebut penduduk yang terdampak sekitar 237 juta orang.
Jumlah ini kira-kira 183 juta lebih banyak daripada pengukuran berdasarkan data sebelumnya.