Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia dan 5 Negara Asia Diprediksi Terendam Air Laut pada 2050

Kompas.com - 04/11/2019, 10:20 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Berikut adalah perbandingan jumlah manusia yang terdampak berdasar perkiraan baru versus perkiraan lama:

  • China - 93 juta vs 29 juta
  • Bangladesh - 42 juta vs 5 juta
  • India - 36 juta vs 5 juta
  • Vietnam - 31 juta vs 9 juta
  • Indonesia - 23 juta vs 5 juta
  • Thailand - 12 juta vs 1 juta

Tim ini telah memproduksi peta interaktif untuk menggambarkan perbedaan antara perkiraan berdasarkan Endeavour dengan data yang sudah direvisi dengan Lidar.

Peta ini juga memungkinan untuk melihat perubahan-perubahan keadaan, tergantung bagaimana persoalan krisis iklim diatasi.

Berdasarkan perkiraan pesimistis, masa depan diperkirakan akan terus dipengaruhi emisi gas yang tinggi, maka CoastalDEM memperkirakan sebanyak 630 juta orang akan terkena dampak banjir laut tahunan di tahun 2100.

Di tahun 2050, jumlah ini sebanyak 340 juta jiwa, meningkat dari perkiraan sebelumnya sekitar 250 juta jiwa.

Baca juga: LAPAN Ungkap 3 Pemicu Banjir Sentani, Salah Satunya Kerusakan Lahan

Secara umum, CoastalDEM memperkirakan populasi global berada dalam ancaman banjir laut tiga kali lipat lebih besar daripada apabila yang dipakai adalah paket data dari Endeavour.

"Kami memperkirakan satu miliar orang kini tinggal di daratan yang ketinggiannya di bawah 10 meter dari permukaan air laut, dan 250 juta di antaranya tinggal di kawasan yang ketinggiannya di bawah satu meter," tulis Kulp dan Strauss.

Ketinggian air laut terus meningkat 3 mm per tahun dalam beberapa dekade terakhir, dan percepatan dalam tren ini kini bisa diamati dengan jelas.

Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyatakan bulan lalu bahwa, dakam skenario terbutuk, ketinggian air laut secara global, rata-rata bisa meningkat 1,1 meter pada tahun 2100.

Kulp dan Strauss sendiri menekankan adanya keterbatasan dalam analisis mereka. Misalnya mereka mengasumsikan populasi yang statis - pertumbuhan dan migrasi di masa depan tidak diperhitungkan.

Mereka juga tidak memperhitungkan perubahan-perubahan dalam benteng air laut.

Secara regional, analisis Climate Central ini tidak terlalu mengejutkan mengingat survei dengan Lidar sudah banyak digunakan untuk menilai risiko banjir air laut.

Namun analisis mereka tetap penting, terutama bagi daerah-daerah yang belum pernah menggunakan teknologi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau