KOMPAS.com – Rasanya, ancaman untuk Great Barrier Reef tidak ada habisnya. Setelah badai dan pemutihan karang massal, kali ini banjir air berpolusi melanda kumpulan terumbu karang terbesar di dunia tersebut.
Dilansir dari Sciencealert, Sabtu (16/2/2019); banjir tersebut disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di Australia belakangan ini. Curah hujan tersebut menyebabkan sungai-sungai Whitsundays meluap hingga Cape Tribulation yang dekat dengan Great Barrier Reef.
Hingga berita ini dilaporkan, air polusi telah mencapai jarak 60 kilometer dari pesisir terdekat Great Barrier Reef.
Dari warnanya yang kecokelatan, banjir tersebut diduga mengandung bahan-bahan kimia pertanian, seperti nitrogen dan fosforus, yang berbahaya bagi karang dan lamun. Warnanya yang pekat juga membatasi cahaya matahari dan mengancam kehidupan yang berada di bawahnya.
Baca juga: Setengah Terumbu Karangnya Mati, Great Barrier Reef Terancam Hilang
Smothering life: Runoff from recent floods in Australia is flowing onto parts of the Great Barrier Reef starving coral of light https://t.co/Dv4iR5Awsg
???? Matt Curnock / TropWATERJCU pic.twitter.com/K76GOzq0i7
— AFP news agency (@AFP) February 15, 2019
Padahal, Great Barrier Reef sedang rentan.
Seperti yang dilaporkan dalam jurnal Nature pada tahun lalu, gelombang panas ekstrem selama dua tahun berturut-turut telah membunuh setengah karang di keajaiban dunia alami tersebut.
Baca juga: Studi Baru, Peningkatan CO2 Ancam Masa Depan Terumbu Karang
Kerusakan tersebut bersifat permanen dan akan menganggu keragaman ikan yang hidup di sana. Para peneliti bahkan khawatir bila nantinya Great Barrier Reef hanya akan tinggal sejarah.
Namun, ada beberapa pakar yang berhasil melihat sisi positif dari kejadian kali ini.
Pakar kelautan Frederieke Kroon, misalnya. Dia berkata kepada ABC bahwa air dingin yang berangkat dari sungai ke laut, dikombinasikan dengan langit yang mendung, mungkin bisa menurunkan temperatur gelombang panas bawah laut yang sedang menuju ke arah Great Barrier Reef.
Namun, dia juga menegaskan bahwa banjir berpolusi ini tetap merupakan gangguan besar bagi karang Great Barrier Reef usai pemutihan dan badai yang dialaminya selama beberapa tahun terakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.