Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Ciptakan Daun Artifisial untuk Hasilkan Bensin Ramah Lingkungan

Kompas.com - 28/10/2019, 18:06 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Saat ini, beberapa negara di dunia sudah tidak awam dengan syngas atau syntesis gas. Gas ramah lingkungan ini merupakan campuran dari hidrogen dan karbon monoksida.

Saat ini syngas banyak digunakan dalam pembuatan bahan bakar cair, obat-obatan, serta plastik. Sayangnya, masih banyak karbon yang diuapkan ke udara saat pembuatan bahan bakar cair menggunakan syngas.

Namun baru-baru ini, para ilmuwan dari University of Cambridge, Inggris berhasil membuat bahan bakar cair sintetis dari “daun” artifisial bertenaga surya.

“Mungkin Anda merasa awam dengan syngas namun setiap hari, kita menggunakan produk yang menggunakan gas sintetis tersebut,” tutur ahli kimia Erwin Reinser dari University of Cambridge, seperti dikutip dari Science Alert, Senin (28/10/2019).

Baca juga: Biofuel, Bahan Bakar Ramah Lingkungan Mulai Dipakai Kawasan ASEAN

Alat berbentuk daun yang diciptakan para ilmuwan ini bekerja dengan cara dimasukkan ke dalam air, kemudian bekerja menggunakan tenaga surya. Meski begitu, daun ini masih bisa digunakan saat hari sedang mendung. Daun ini bisa menciptakan syngas tanpa menguapkan karbon dioksida ke udara.

Daun artifisial artifisial tersebut menciptakan proses fotosintesis seperti yang terjadi pada tumbuhan. Menggabungkan sinar matahari, air, dan karbon dioksida dengan katalis kobalt bernama perovskite.

“Daun ini bisa memproduksi syngas dengan lebih ramah lingkungan. Hal ini mengubah lingkaran karbon global, dan menciptakan industri kimia serta bahan bakar yang lebih berkelanjutan,” tambahnya.

Baca juga: NASA Bersiap Uji Coba Bahan Bakar Roket Ramah Lingkungan

Saat ini teknologi tersebut hanya terbatas bisa digunakan pada negara tropis, atau hanya bisa digunakan pada musim panas. Namun para ilmuwan mengatakan mereka percaya diri dengan kombinasi material dan katalis tersebut.

“Selain menciptakan syngas dan mengkonversinya menjadi bahan bakar cair, yang harus kami lakukan selanjutnya adalah membuat bensin cair yang terbuat dari karbon dioksida dan air,” tutur Erwin Reinser.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau