Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, 9 Faktor yang Berperan dalam Kecelakaan Lion Air JT 610

Kompas.com - 25/10/2019, 12:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Satu tahun lalu, tepatnya 29 Oktober 2018 pagi, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jatuh di perairan Karawang.

Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang itu mengangkut 189 orang.

Berdasarkan catatan maniferst, 181 orang merupakan penumpang yang terdiri atas 124 laki-laki, 54 perempuan, satu anak-anak, dan dua bayi. Sementara delapan sisanya merupakan pilot, kopilot, dan enam awak kabin.

Pesawat tersebut berjenis Boeing 737 max 8 yang dibuat tahun 2018. Lion Air sendiri baru mengoperasikan pesawat itu pada 15 Agustus 2018 dan baru memiliki kurang lebih 800 jam terbang.

Satu tahun pasca tragedi tersebut, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya merilis hasil investigasi kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 itu.

Baca juga: 4 Alat Canggih yang Dikerahkan BPPT untuk Mencari Lion Air JT-610

Diberitakan Deutsche Welle (DW) Indonesia, Kantor berita Reuters memperoleh transkrip slide yang dipresentasikan oleh para pejabat Indonesia kepada kerabat korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 dalam sebuah pengarahan pada Rabu (23/10/2019). Laporan lengkap rencananya baru akan dirilis pada hari Jumat (25/10/2019).

Berikut sembilan faktor yang menurut kesimpulan pejabat Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan:

1.Asumsi respons pilot terhadap kerusakan

Selama desain dan sertifikasi Boeing 737-8 (MAX), dibuat asumsi-asumsi terkait respons pilot terhadap kerusakan. Meski konsisten dengan pedoman industri saat ini, ternyata asumsi ini tidak benar.

2. Perangkat lunak yang mengontrol MCAS

Berdasarkan pada asumsi ini, perangkat lunak yang mengontrol hidung pesawat (MCAS) bergantung pada sensor tunggal dan dinyatakan tepat dan memenuhi semua persyaratan sertifikasi.

3. Sensor AOA

MCAS pada pesawat dirancang untuk bergantung sepenuhnya pada sensor AOA, hal ini membuatnya rentan terhadap input yang salah dari sensor itu.

AOA atau Angle of Attack adalah parameter kunci dalam penerbangan yang menunjukkan sudut antara sayap pesawat dan arus udara yang mengalir ke arah pesawat.

Jika sudut ini terlalu tinggi, pesawat bisa saja mandek atau kehilangan daya angkat. Data parameter diambil dari dua sensor, satu di antaranya terletak di sisi hidung pesawat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com