Data menunjukkan 98 persen dari pasien kanker payudara dapat hidup lima tahun lebih lama jika penyakitnya didiagnosa pada tahap 1 - di tahap permulaan - dibandingkan 26 persen pada tahap 4, tahap paling lanjut.
Tetapi saat ini, hanya sekitar 44 persen dari pasien kanker payudara yang didiagnosa pada tahap paling dini.
Di Inggris, terdapat program pelacakan kanker payudara, lambung dan rahim, ketika warga mencapai umur tertentu.
Meskipun demikian saat ini tidak terdapat alat pelacakan bagi kanker lain, seperti pankreas, hati, paru-paru dan prostat. Ini berarti tingkat kelangsungan hidup sering kali jauh lebih rendah.
Profesor Mark Emberton, dari UCL, mengatakan perkembangan pemindaian seperti MRI adalah sebuah "revolusi tanpa suara" yang dapat menggantikan jarum yang digunakan pada biopsi terkait dengan diagnosa kanker prostat.
"Pemindaian hanya melihat sel yang agresif, tidak memperhatikan hal-hal yang Anda tidak ingin temukan atau atasi dalam diagnosa-berlebihan," katanya, tetapi dia memperingatkan tindakan ini mahal dan memerlukan waktu dan kita sebenarnya "masih belum siap".
Pemindaian MRI hiper-polarisasi dan akustik foto, dimana cahaya laser diarahkan ke tumor, untuk menciptakan gelombang suara yang kemudian dianalisa guna menghasilkan gambar adalah langkah percobaan selanjutnya.
Baca juga: Wanita Wajib Tahu, Payudara Padat Berisiko Tinggi Kena Kanker Payudara
Profesor Emberton mengatakan hal yang ingin dicapai selanjutnya adalah melihat jenis kanker mana yang dapat diketahui lewat jenis pemindaian ini.
Di University of Cambridge, Profesor Rebecca Fitzgerald mengembangkan endoskop canggih untuk mendeteksi luka sebelum menjadi kanker di saluran makanan dan usus.
Dia mengatakan deteksi dini tidak cukup diperhatikan, dan sejumlah tes kanker sebenarnya dapat menjadi lebih sederhana dan tidak mahal.
Profesor Fitzgerald mengatakan dirinya siap bekerja sama dengan rekan-rekan lain di dunia.
Cancer Research UK menggunakan dana sebesar Rp 702 miliar dari International Alliance for Cancer Early Detection selama lima tahun ke depan, di antaranya Rp 281 miliar diberikan ke Canary Center, Stanford University dan the OHSU Knight Cancer Institute di Oregon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.