KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika setiap hari mendeteksi guncangan gempa di Indonesia, baik yang dapat dirasakan maupun tidak.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono pernah berkata kepada Kompas.com, masyarakat harus mewaspadai sumber gempa sesar aktif.
Pasalnya, sesar aktif bersumber di daratan dan berdekatan dengan kawasan tempat tinggal masyarakat.
"Ditinjau dari frekuensi kejadian gempa merusak, maka sesar aktif lebih sering terjadi dan menimbulkan kerusakan serta korban jiwa dibandingkan megathrust yang sebenarnya lebih jarang terjadi," ucap Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono kepada Kompas.com, Jumat (16/8/2019).
Dalam buku Pusat Studi Gempa Nasional (PusGen) 2017, disebut jumlah sumber gempa dari segmen sesar aktif di Indonesia ada lebih dari 295 buah.
Baca juga: 3 Cara Mitigasi Tsunami, Salah Satunya Adopsi Kearifan Lokal
Nah yang jadi pertanyaan, ketika Anda berada di lantai atas sebuah gedung kemudian terjadi gempa, apa yang harus dilakukan? Segera turun ke lantai dasar atau berdiam diri sambil melindungi diri?
Sebagian orang mungkin akan memilih berlari turun keluar gedung. Padahal, langkah ini sebenarnya berbahaya.
Endro Sambodo Kasi Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan situasi bencana adalah mencoba untuk tidak panik.
Menurut Endro, kepanikan dalam menghadapi situasi bencana justru akan membahayakan diri sendiri.
"Berkaitan dengan bencana, ketika terjadi bencana dan Anda panik, maka kesempatan untuk menyelamatkan diri akan menurun," papar Endro saat mengisi seminar Mitigasi di Tengah Ancaman Gempa Megathrust di Yogyakarta, Sabtu (19/10/2019).
"Semakin lama Anda panik, maka semakin menurun kesempatan menyelamatkan diri," imbuh dia.
Endro mengatakan, ketika masyarakat merasakan gempa, ada berbagai reaksi yang terlihat. Ada yang histeris, jongkok, berlarian, berusaha keluar dari gedung, dan ada juga yang santai.
Nah, hal yang harus dilakukan sebenarnya adalah melindungi diri, bukan berlari keluar lewat tangga darurat.
Pasalnya, gempa yang dirasakan selama beberapa detik membuat permukaan tanah tidak rata dan bergelombang. Ketika kita berlari dengan kondisi seperti ini, besar kemungkinan kita justru akan jatuh.
Selain itu, gempa kuat biasanya berlangsung selama 10 sampai 20 detik. Dalam waktu singkat seperti ini, sangat sulit seseorang turun dari lantai atas gedung menuju lantai dasar.
Oleh sebab itu, Endro menyarankan untuk merunduk, melindungi kepala dengan tas atau buku, atau berlindung di bawah meja sembari memegang kaki meja agar tidak bergoyang.
"Di dalam bangunan, guncangan gempa akan terasa beberapa saat. Selama terjadi goncangan gempa, upayakan keselamatan diri," ungkapnya.
Selain itu, Endro berkata, jangan berlindung di dekat lemari atau dinding. Namun berlindunglah di balik pilar bangunan yang jauh lebih kuat dibanding dinding.
Jika berlindung di dekat lemari, ada kemungkinan lemari akan jatuh saat terjadi goncangan gempa. Hal yang sama pun bisa terjadi pada dinding bangunan.
Baca juga: Bencana Kemanusian Pemilu 2019, Pembelajaran untuk Mitigasi Kesehatan
Endro mengingatkan, ketika memasuki gedung asing yang baru pertama kali dikunjungi adalah mencari tahu dan mengingat arah jalur evakuasi.
Hal ini akan membantu kita lebih cepat selamat jika sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diingankan, seperti kebakaran, gempa, atau serangan terorisme.
"Ketika terjadi kebakaran atau misalnya terjadi terorisme, sangat mungkin orang berlarian dengan kacau dan kemungkinan tidak tahu ke mana arahnya. Tapi kalau kita tahu ke mana jalur evakuasi atau arah keluar ruangan, setidaknya ini lebih aman," tutupnya.
Selain itu, kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia juga harus ditolong terlebih dahulu untuk keluar dari ruangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.