Pada tiroiditis Hashimoto, produksi hormon tiroid melambat menjadi defisiensi.
Gejalanya antara lain berat badan naik, lebih peka terhadap dingin, mudah lelah, rambut rontok, dan pembengkakan tiroid (gondok).
11. Myasthenia gravis
Myasthenia gravis memengaruhi impuls saraf yang membantu otak mengendalikan otot.
Ketika komunikasi dari saraf ke otot terganggu, sinyal tidak dapat mengarahkan otot untuk berkontraksi.
Gejala yang paling umum adalah otot mudah lemah saat kita beraktivitas, tapi dapat membaik setelah beristirahat.
Otot yang diserang biasanya otot yang mengontrol gerakan mata membuka dan menutup, menelan, dan gerakan wajah.
12. Vaskulitis autoimun
Vasculitis autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menyerang pembuluh darah.
Peradangan yang terjadi mempersempit pembuluh darah dan arteri, sehingga lebih sedikit darah yang mengalir melaluinya.
13. Anemia pernisiosa
Kondisi ini menyebabkan kekurangan protein yang dibuat oleh sel-sel lapisan perut, yang dikenal sebagai faktor intrinsik yang diperlukan agar usus kecil menyerap vitamin B-12 dari makanan.
Bila vitamin B-12 tidak tercukupi, seseorang akan mengalami anemia, dan kemampuan tubuh untuk sintesis DNA yang tepat akan diubah.
Anemia pernisiosa lebih sering terjadi pada orang dewasa. Berdasarkan sebuah studi 2012, itu memengaruhi 0,1 persen orang pada umumnya, tetapi hampir 2 persen orang di atas usia 60.
Baca juga: Bisakah Orang dengan Penyakit Autoimun Tertentu Memiliki Penyakit Autoimun Lain?
14. Penyakit seliaka
Orang dengan penyakit seliaka tidak dapat makan makanan yang mengandung gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, gandum hitam, dan produk biji-bijian lainnya.
Ketika gluten berada di usus kecil, sistem kekebalan menyerang bagian saluran pencernaan ini dan menyebabkan peradangan.
Sebuah studi 2015 mencatat bahwa penyakit celiac memengaruhi sekitar 1 persen orang di Amerika Serikat.
Sejumlah besar orang telah melaporkan sensitivitas gluten, yang bukan penyakit autoimun, tetapi dapat memiliki gejala yang sama seperti diare dan sakit perut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.