Menurut sebuah studi 2012 Trusted Source, sekitar 50 persen orang dengan MS membutuhkan bantuan berjalan sejak penyakit ini muncul.
5. Systemic lupus erythematosus (SLE)
Pada 1800-an, dokter mengidentifikasi lupus sebagai penyakit kulit karena ruam kemerahan yang baisa ditimbulkan.
Namun, penyakit ini sebenarnya memengaruhi banyak organ, termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung.
Nyeri sendi, kelelahan, dan ruam adalah gejala yang paling umum pada SLE.
6. Penyakit radang usus (Inflammatory bowel disease)
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding usus.
Setiap jenis IBD mempengaruhi bagian saluran cerna atau gastrointestinal (GI) yang berbeda.
Penyakit Crohn dapat mengobarkan bagian apapun yang ada di saluran GI, dari mulut ke anus.
Kolitis ulserativa hanya menginfeksi lapisan usus besar (usus besar) dan dubur.
7. Penyakit Addison
Penyakit Addison memengaruhi kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron serta hormon androgen.
Terlalu sedikit kortisol dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat dan gula (glukosa).
Kekurangan aldosteron akan menyebabkan hilangnya natrium dan kelebihan kalium dalam aliran darah.
Gejalanya meliputi lesu, lemah, lelah, penurunan berat badan, dan gula darah rendah.
8. Penyakit Graves
Penyakit Graves menyerang kelenjar tiroid di leher, menyebabkannya memproduksi terlalu banyak hormon.
Hormon tiroid mengendalikan penggunaan energi tubuh, yang dikenal sebagai metabolisme.
Saat tubuh memiliki terlalu banyak hormon tiroid, kita akan merasa gugup, jantung berdetak cepat, intoleransi terhadap panas, dan penurunan berat badan.
Salah satu gejala potensial penyakit ini adalah mata menonjol, yang disebut exophthalmos.
9. Sindrom Sjögren
Kondisi ini menyerang kelenjar yang menyediakan pelumasan untuk mata dan mulut.
Gejala utama sindrom Sjögren adalah mata kering dan mulut kering, tetapi juga dapat mempengaruhi sendi dan kulit.
10. Tiroiditis Hashimoto