Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan Mengubah Dunia: Tes DNA, Bermula dari Temuan Golongan Darah

Kompas.com - 18/10/2019, 11:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Pada 1930-an, para ilmuwan menemukan protein lain di permukaan sel darah yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang.

Sistem golongan darah Rh, Kell, dan Duffy, mirip seperti tipe golongan darah ABO yang berdasarkan keberadaan antigen spesifik yang diturunkan secara biologis.

1970-an: Pengujian HLA

Pada pertengahan 1970-an, para ilmuwan fokus meneliti tipe jaringan dan menemukan apa yang disebut Human Leukocyte Antigen (HLA).

HLA merupakan protein yang ada di seluruh tubuh kecuali sel darah merah. HLA dalam sel darah putih diketahui memiliki konsentrasi tinggi.

Menariknya, tipe HLA yang berbeda bervariasi antara orang-orang yang terkait secara biologis.

Karena variabilitas tipe HLA yang tinggi pada setiap orang, HLA kemudian digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang hubungan biologis.

Kekuatan pengecualian HLA adalah 80 persen, ditambah tes golongan darah dan pengujian serologi menjadi sekitar 90 persen.

Namun, metode ini memerlukan sampel darah yang besar.

Untuk saat ini, tes HLA, ABO, dan serologi sudah jarang digunakan untuk pengujian hubungan biologis, dan diganti tes DNA dengan metode lebih kuat dan akurat.

1980-an: Pengujian DNA RFLP

Pada awal 1980-an, analisis Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP) menjadi tes genetik pertama yang menggunakan DNA.

Seperti HLA, ABO, dan serologi, DNA diwarisi secara genetik dari kedua orangtua biologis.

Para ilmuwan menemukan daerah dalam DNA yang sangat bervariasi (polimorfik) dan lebih diskriminatif daripada HLA dan protein darah.

DNA ditemukan di setiap sel dalam tubuh, kecuali sel darah merah.

Prosedur RFLP menggunakan enzim (restriction endonucleases) untuk memotong DNA dan memberi label probe DNA untuk mengidentifikasi wilayah yang mengandung VNTR (Variable Number Tandem Repeats).

Dalam tes ayah di mana ibu, anak, dan ayah yang diduga diuji, setengah dari DNA anak harus cocok dengan ibu kandung dan setengah harus cocok dengan ayah biologis.

Namun terkadang, DNA anak mungkin tidak cocok dengan orangtua mana pun di lokasi DNA tunggal (lokus). Hal ini bisa disebabkan oleh mutasi.

Ketika hal seperti ini terjadi, perhitungan dilakukan untuk menentukan apakah inkonsistensi genetik yang diamati adalah mutasi atau pengecualian.

Kekuatan pengecualian tes DNA RFLP mencapai lebih dari 99,99%.

Namun saat ini tes ini tidak dilakukan secara rutin karena jumlah DNA yang diperlukan untuk pengujian (sekitar 1 mikrogram) memerlukan sampel darah dan diperlukan waktu yang lama untuk pengujian (sekitar 10 - 14 hari).

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau