Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerhati ODGJ Tuntut BPJS Perhatikan Obat Penderita Gangguan Jiwa

Kompas.com - 13/10/2019, 18:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

"Kami punya teman di komunitas ODGJ Yogyakarta. Dia udah 11 tahun dikasih minum obat haloperidol dengan dosis yang sama juga, dan sekarang badannya itu makin kaku bahkan susah untuk ngobrol," ujarnya.

Padahal, dari cerita pemerhati yang juga menderita gangguan kejiwaan, mengkonsumsi obat dapat membantu mereka menenangkan diri dari stres atau kepanikan bahkan gejala sesuai dengan jenis gangguan masing-masing.

Permintaan pemerhati ODGJ

Pemerhati ODGJ meminta BPJS untuk bisa menjadi fasilitator. Mereka berharap, ODGJ mendapat obat generik yang baik dengan efek samping yang rendah bagi penderita gangguan jiwa.

"Memang ada obat yang efek sampingnya rendah, tapi itu mahal dan tidak semua orang mampu beli apalagi yang di daerah-daerah begitu. Nah, kenapa tidak dibikin saja generiknya. Biar juga tanggungan BPJS jadi tidak mahal, juga kami merasa aman mengkonsumsi obat," tuturnya.

Obat yang menurut para penderita yang hadir mewakili ODGJ dikomunitasnya, yang efek sampingnya lebih ringan daripada haloperidol ialah respiridon dan seroquel.

Namun, diakui juga bahwa jenis obat yang lebih ringan efek sampingnya tersebut cenderung lebih mahal harganya karena belum ada generiknya di Indonesia.

Kata Yeni, satuan obat seroquel itu di Indonesia harganya lebih dari Rp 60 ribu, sedangkan obat di luar negeri harganya berkisar Rp 3.500 sampai Rp 7.000.

Sementara itu, haloperidol harganya berkisar Rp 500 sampai Rp 1.500.

Baca juga: Nasib Trastuzumab, Obat Kanker Payudara yang Tak Lagi Ditanggung BPJS

Pemerhati ODGJ berharap pemerintah bisa memberikan alternatif obat yang sesuai dan ringan efek sampingnya, rata pendistribusiaannya ke seluruh daerah Indonesia terutama daerah terpencil dan juga

"Inikan malah menguntungkan pemerintah, jadi BPJS tidak salah mengcover obat yang mahal. Duitnya daripada habis kan mending yang tadinya biaya satu obat mahal, malah jadi bisa dipakai ngobatin 20 orang," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau