KOMPAS.com - Penusukan yang terjadi pada Menkopolhukam Wiranto disaksikan oleh anak-anak yang berada di sekelilingnya. Hal itu terlihat jelas lewat video yang beredar di kalangan warganet.
Terkait kesaksian anak-anak itu, kekhawatiran terhadap perilaku atau kondisi psikologis anak juga perlu diwaspadai. Ini karena anak-anak suka meniru adegan yang menarik untuk mereka.
Dinyatakan oleh Psikolog Anak dari Pion Clinician, Astrid W.E.N, karena melihat adegan kekerasan fisik yang mengancam nyawa itu, anak-anak bisa jadi ada yang trauma dan tidak.
"Anak-anak yang tidak trauma, saya pikir juga tidak akan menganggap hal tersebut sebagai bercandaan," kata Astrid.
Baca juga: Wiranto Diserang, Kenapa Sebagian Komentar Publik Justru Tak Simpatik?
Menurut Astrid, jika dilihat dari video yang beredar, emosi yang tertangkap pada kebanyakan anak-anak saat kejadian tersebut yakni rasa ingin tahu, khawatir, dan ingin membantu atau turut campur.
Oleh sebab itulah butuh Anda pahami kondisi anak Anda paska kejadian dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
Hal pertama yang bisa dilakukan yaitu mengecek kondisi anak Anda terlebih dahulu saat anak Anda datang dan mendekat kepada Anda.
"Saat dia datang, kita bisa menanyakan pertanyaan-pertanyaan terbuka kepadanya. Kita mencari tahu cerita dari sudut pandangnya, kondisi emosinya, dan pikirannya. Diskusi-diskusi dimulai dari cerita yang diketahui anak," ujar dia.
Setelah pertanyaan-pertanyaan pembuka itu Anda utarakan, pada saat yang sama juga Anda akan mengetahui apa yang sedang dialami dan dirasakan oleh anak.
Baca juga: Anak Nonton Wiranto Diserang, Psikolog Sarankan Orangtua Tanya Hal Ini
Sebagai contoh, jika anak bercerita kemudian gerak-geriknya menjadi cemas, mengkhawatirkan keamanan korban, dan berita terkini mengenai pelaku.
"Berarti kita mengetahui bahwa ia memerlukan berita dan fakta yang dapat membantu menenangkan dirinya," kata dia.
Sedangkan, jika anak Anda gemetar atau menangis, maka anak Anda membutuhkan penguatan terhadap emosional yang ia rasakan.
"Kalau gemetar atau nangis, kita bisa memberikan penguatan dan channel seperti memeluknya, memberikan usapan, mendengarkan ceritanya agar ia lebih plong dan bisa mengeluarkan emosi yang mengganggunya," tuturnya.
Paska kejadian penusukan Wiranto yang terjadi di depan khalayak ramai termasuk anak-anak, Astrid memberikan himbauan sejak dini yang perlu diperhatikan oleh orang sekitar anak-anak yang melihat tragedi itu.
Cek kondisi