Efek rumah kaca yang dihasilkan dari emisi mendadak ini, menurut para peneliti, mungkin telah menghangatkan planet ini dan mengasamkan lautan selama ratusan tahun yang akan datang, berkontribusi pada kematian massal tanaman dan hewan yang dikenal sebagai kepunahan Cretaceous-Paleogene.
Namun, sekalipun peristiwa Chicxclub menghasilkan emisi CO2 yang tinggi masih kurang dari kumulatif.
Emisi yang dihasilkan oleh manusia saat ini menghasilkan 2.000 milyar ton gas CO2 yang dipompa. Sangat disayangkan, jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya.
Baca juga: Gejolak Kabut Asap, Ini Prediksi Dinamika Atmosfer Indonesia
Studi baru ini tidak memperdebatkan bahwa manusia lebih buruk daripada batuan luar angkasa yang melenyapkan hampir semua kehidupan di bumi dalam hitungan detik.
Sebaliknya, para peneliti DCO menunjukkan bahwa kecepatan dan skala di mana manusia mengganggu keseimbangan karbon planet ini sebanding dengan beberapa peristiwa geologis yang paling dahsyat dalam sejarah.
Para peneliti menyimpulkan, "kemungkinan akan meninggalkan warisannya sebagai kepunahan massal dari perubahan iklim yang disebabkan oleh rumah kaca pada biosfer yang sudah berada pada titik kritis yang disebabkan oleh hilangnya habitat."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.