Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Alasan Tindakan Represif Polisi Tidak Efektif Tangani Demonstrasi

Kompas.com - 02/10/2019, 08:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Susilo Wibisono


DEMONSTRASI mahasiswa dan pelajar yang berlangsung beberapa waktu belakangan sempat direspons dengan pendekatan represif oleh aparat keamanan.

Aksi unjuk rasa yang berlangsung kemarin di Jakarta dikabarkan berakhir ricuh dan polisi harus menembakkan gas air mata.

Akibat tindakan represif polisi, dua mahasiswa tewas ketika melakukan berunjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara, minggu lalu.

Salah satu bentuk represi juga ditunjukkan lewat ancaman Menteri Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir terhadap rektor yang membiarkan mahasiswanya bergabung dalam aksi protes.

Meskipun ada klarifikasi kemudian yang menyatakan bahwa tidak ada rektor yang dikenai sanksi, tapi kesan bahwa aparat negara menghadapi aksi protes dengan pendekatan represif telah ditangkap oleh publik.

Kajian psikologi sosial tentang tindakan kolektif menunjukkan bahwa pendekatan represif ini tidak efektif. Alih-alih menghentikan aksi demonstrasi, penggunaan kekerasan justru akan mendorong aksi-aksi tersebut semakin berkelanjutan.

Tidak efektif

Tindakan represif mengacu pada pendekatan yang mengedepankan kekuasaan dengan mengancam, menekan bahkan melukai pihak lain. Pendekatan ini seringkali dipilih oleh otoritas dalam menghentikan berbagai aksi protes atau demonstrasi.

Munculnya narasi-narasi represif maupun tindak kekerasan fisik aparat negara dapat meningkatkan persepsi atas risiko bagi para peserta aksi.. Situasi represif yang mengarahkan pada meningkatnya persepsi atas risiko ini juga diikuti dengan meningkatnya rasa tertindas dan juga perasaan takut..

Dari sudut pandang aparat, rasa takut inilah yang diharapkan mampu menghentikan intensi untuk berpartisipasi dalam aksi protes berikutnya.

Namun, tindakan represif juga mampu menguatkan bangunan identitas para demonstran. Pengalaman bersama mengalami penindasan akan meningkatkan ikatan kekeluargaan antarpeserta protes.

Ikatan antarsesama peserta aksi yang sebelumnya tidak terbangun secara kuat akan semakin menguat seiring dengan meningkatnya pengalaman tertindas yang dirasakan bersama-sama sebagai akibat pendekatan represif aparat.

Pengalaman ini juga mampu meningkatkan perasaan melebur terhadap sesama pelaku aksi. Sederhananya, ikatan yang sebelumnya hanya didasari oleh kesamaan tuntutan misalnya, berubah menjadi ikatan yang dapat digambarkan melalui ikatan keluarga.

Hal ini dibenarkan oleh ahli antropologi kognitif Harvey Whitehouse melalui kajiannya terhadap garda depan pasukan revolusioner Libya. Seiring dengan meningkatnya penderitaan yang dirasakan bersama-sama di medan tempur, ikatan kekeluargaan yang kuat tumbuh di antara mereka.

Ikatan ini mampu memunculkan agensi personal individu atas kelompoknya, yaitu adanya dorongan yang kuat dari setiap individu di dalam kelompok untuk melakukan sesuatu yang lebih untuk kelompoknya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau