KOMPAS.com – CEO dari SpaceX, Elon Musk alias “Iron Man” Musk, pada Sabtu (28/9) lalu menyampaikan rencana untuk memindahkan populasi Bumi ke Mars.
Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Elon Musk memperkenalkan roket anyar dari SpaceX. Starship, begitu nama roket tersebut, memiliki 40 lantai dengan tinggi 118 meter.
Bandingkan dengan beberapa roket sebelumnya: Starhopper yang memiliki tinggi 18,4 meter, Millenium Falcon yang memiliki tinggi 34,75 meter, dan Starship Mark 1 (prototipe) yang memiliki tinggi 50 meter.
Baca juga: Elon Musk Pamerkan Roket Terbaru SpaceX yang Bergaya Retro
Elon Musk mengatakan bahwa ia melihat potensi untuk mulai menerbangkan awak tahun depan. Hal itu disampaikannya di launch site SpaceX yang berlokasi di Boca Chica, Texas.
Starship sendiri baru saja selesai beberapa jam sebelum ia berpidato di depan media.
“Sebelas tahun lalu SpaceX berhasil mengorbit untuk pertama kalinya. Sepertinya (roket) ini merupakan yang paling inspiratif dari yang lain,” tutur Elon Musk seperti dikutip dari Business Insider, Selasa (1/10/2019).
Elon Musk mengatakan Starship lebih ramah lingkungan dibanding roket-roket sebelumnya. Alasan pertama adalah bahan bakar.
Roket Starship bertumpu di atas rocket booster raksasa bernama Super Heavy. Booster ini yang akan mengantarkan Starship keluar orbit Bumi, kemudian lepas di luar angkasa, dan kembali lagi ke Bumi.
Begitu tiba kembali di Bumi, Super Heavy bisa kembali diisi daya untuk meluncurkan roket Starship berikutnya.
Bahan bakar Super Heavy adalah methanol dan oksigen, yang menurut Elon Musk, bisa dibuat di Bumi dengan hanya menggunakan karbondioksida, air, dan energi matahari.
Baca juga: Resmi Sudah, Uji Penerbangan Kapsul Astronot Milik SpaceX Sukses
Alasan kedua adalah bahan yang digunakan untuk membuat roket. Starship terbuat dari stainless steel, yang menurut Elon Musk, 50 kali lebih murah dibanding komposit serat karbon.
“Roket tersebut akan jatuh saja seperti penerjun payung. Kemudian akan membalik sendiri dan mendarat di tanah. Akan sangat menakjubkan melihat roket sebesar itu mendarat di Bumi,” paparnya.
Elon Musk mengkalkulasi, dalam skenario ideal, satu buah roket Starship bisa meluncur ke angkasa tiga kali sehari, atau sekitar 1.000 kali dalam setahun. Dengan asumsi Starship bisa mengangkut 150 ton barang bawaan dalam sekali jalan, maka roket tersebut bisa membawa 150.000 ton barang per tahun.
Baca juga: SpaceX Berencana Luncurkan Warga Sipil Pertama Mengelilingi Bulan
Sementara itu, menurutnya, roket-roket yang kini diluncurkan dari Bumi hanya bisa mengangkut sekitar 300 ton barang ke angkasa.
“Dengan terbangnya Starship maka akan menambah kapasitas bawaan hingga 1.000 kali. Ini cukup untuk membuat sebuah kota di Mars,” tutur Elon Musk.
Pria itu optimis bisa mulai menerbangkan roket Starship mulai tahun depan.
“Sepertinya potensial untuk memberangkatkan awak pada tahun depan. Kami bisa melakukan banyak penerbangan agar semuanya terbukti,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.