Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 22/01/2023, 19:15 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.comMakanan organik banyak dilirik oleh berbagai kalangan karena punya klaim lebih sehat dibanding bahan pangan biasa. Hal ini membuat harganya dibanderol lebih mahal.

Meski demikian, label “makanan organik” memang harum di kalangan masyarakat Indonesia, terutama warga ibukota.

Baca juga: Makanan Organik Tak Menjamin Tubuh Bebas Kanker

 

Makanan organik disebutkan lebih ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan. Salah satu sebabnya adalah tidak digunakannya pestisida atau zat kimia lainnya.

Namun banyak orang yang skeptis bahwa makanan organik hanya merupakan marketing gimmick dan permainan brand. Jika tidak menggunakan zat kimia, mengapa harga makanan organik malah lebih mahal?

Menggunakan pestisida dan pupuk alami

Tim peneliti dari AsapSCIENCE menemukan hal-hal yang perlu kita percaya, juga hal-hal yang perlu kita waspadai terhadap makanan organik.

Mengutip Science Alert, Senin (23/9/2019), banyak orang membeli makanan organik karena asumsi bahwa makanan tersebut tidak mengandung pestisida.

Faktanya, memang benar bahwa tidak ada penggunaan pestisida dan pupuk sintetis. Makanan organik menggunakan pestisida dan pupuk yang berasal dari alam.

Baca juga: Studi Buktikan, Produk Organik Jauh Lebih Merugikan Bumi

Namun, penelitian membuktikan, pupuk dan pestisida organik ini bisa jadi lebih berbahaya dari pupuk dan pestisida sintetis.

Tidak 100 persen organik

Fakta lainnya, makanan berlabel “organic” tidak pernah 100 persen organik. Maksimal, makanan hanya 95 persen organik.

Kemudian jika makanan itu berlabel “made with organic ingredients”, maka makanan tersebut hanya memiliki 70 persen bahan organik.

Bagaimana dengan “contain organic ingredients”? Berarti makanan tersebut hanya memiliki 50 persen bahan organik.

Ilustrasi buah manggaAnnaPustynnikova Ilustrasi buah mangga

Lebih menyehatkan dan ramah lingkungan?

Asumsi lainnya pada makanan organik adalah ramah lingkungan. Hal ini juga ada benar dan tidaknya.

Tim peneliti dari AsapSCIENCE menyebutkan bahwa produksi makanan organik 25 persen lebih sedikit dibanding produksi makanan konvensional.

Baca juga: Diduga Jadi Penyebab Hepatitis A, Amerika Serikat dan Kanada Selidiki Stroberi Organik

Hal ini berkaitan dengan terbatasnya lahan untuk bertani dan berkebun.

Meski begitu, perkebunan organik memang melakukan langkah-langkah yang baik untuk lingkungan. Misal crop rotation dan mixed planting, yang lebih sehat untuk tanah itu sendiri.

Beralih pada masalah kesehatan. Apakah benar makanan organik berpengaruh besar terhadap kesehatan?

Sebanyak 237 penelitian yang telah dilakukan terkait ini membuktikan bahwa makanan organik sama nutrisinya dengan makanan konvensional.

Perbedaan jumlah nutrisi antara makanan organik dan konvensional terbukti sangat sedikit, dan tidak berpengaruh banyak pada kesehatan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com