Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2019, 12:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit jantung bawaan (PJB) atau Congenital Heart Disease (CHD) merupakan kelainan yang terjadi, baik pada struktur maupun fungsi, pada jantung sejak lahir.

Kelainan dapat terjadi pada dinding jantung, katup jantung, maupun pembuluh darah yang ada di dekat sumbatan aliran darah. Kelainan bisa juga berupa darah mengalir ke jalur yang tidak semestinya.

Dokter Spesialis Penyakit Jantung, dr Radityo Prakoso, SpJP (K), FIHA mengatakan bahwa PJB merupakan kelainan yang paling sering ditemukan pada bayi.

Angka kejadian PJB di seluruh dunia diperkirakan mencapai 1,2 juta kasus dari 135 juta kelahiran hidup setiap tahunnya.

"PJB itu dikategorikan dalam tiga tingkatan, ringan, sedang dan berat. Nah itu prasyarat menyatakan ringan sampai berat, tim medis punya aturannya sendiri. Juga tindakan pasti berbeda oleh tim medis ke pasiennya, sulit dijelaskan secara awam," kata Radit di Tangerang, Jumat (20/9/2019).

Baca juga: BJ Habibie Meninggal karena Degenerasi Jantung, Apa Maksudnya?

Dari jumlah tersebut, sekitar 300.000 kasus dikategorikan PJB berat yang membutuhkan operasi secara menyeluruh agar dapat bertahan hidup.

Sementara di Indonesia, angka kejadian PJB diperkirakan mencapai 43.200 kasus dari 4,8 juta kelahiran hidup. Perbandingannya yaitu 9:1000 kelahiran hidup setiap tahunnya.

Beberapa kasus PJB yang sering ditermukan antara lain:

1. Patent Ductus Arteriosus (PDA)

Dilansir dari laman Alodokter.com, PDA merupakan kelainan jantung bawaan yang biasanya dialami oleh bayi dengan kelahiran prematur. 

Ductus arteriosus itu sendiri merupakan pembuluh darah yang menghubungkan aorta (pembuluh darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh), dan arteri pulmonal (pembuluh darah yang mengalirkan darah yang miskin oksigen dari jantung ke paru-paru).

Kondisi bayi lahir prematur tersebut terjadi ketika ductus arteriosus tetap terbuka setelah bayi lahir. Bila dibiarkan atau tidak ditangani dengan segera, maka PDA dapat memicu hipertensi pulmonal, aritmia, dan bahkan gagal jantung.

2. Ventricular Septal Defect (VSD)

VSD merupakan kelainan jantung bawaan berupa lubang di dinding pemisah (septum) antara bilik kanan dan bilik kiri jantung. VSD menyebabkan darah yang kaya oksigen tidak dipompa ke seluruh tubuh, melainkan masuk kembali ke paru-paru.

Jika VSD tidak ditangani dengan segera, maka bisa muncul efek komplikasi berupa hipertensi pulmonal, hipoksemia, hipoksida, endokarditis dan gangguan jantung lainnya.

3. Atrial Septal Defect (ASD)

ASD merupakan kondisi jatung yang sering dikatakan sebagain kebocoran bilik jantung. Penyebab ASD ini yaitu bisa karena lingkungan hidup, infeksi, dan beberapa jenis narkoba.

ASD yang tidak segera ditangani akan menyebabkan gagal jantung dan komplikasi terhadap penyakit jantung lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau