Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2019, 10:04 WIB
Farren Anatje Sahertian,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi yang dapat berdampak ke banyak organ tubuh manusia, seperti jantung, ginjal dan otak. Hipertensi  terkadang tidak memiliki tanda-tanda atau gejala, dan bisa terjadi pada siapa saja.

Oleh karena itu, Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S, Anggota Dewan Pembina InaSH, dalam acara kerja sama Omron Healthcare Indonesia dengan Perhimpunan Hipertensi Indonesia  (InaSh) pada Kamis (19/9/2019) merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara berkala di rumah.

Sebab, menurut riset yang dilakukan oleh InaSH, 63 persen pasien hipertensi mengonsumsi obat antihipertensi tanpa pemantauan. "Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien tidak melakukan cek tekanan secara teratur dan mandiri di rumahnya," ujarnya. 

Padahal, banyak studi menunjukkan bahwa kegiatan mengecek tekanan darah di rumah ini lebih baik dibandingkan dengan hanya mengecek di rumah sakit.

Baca juga: Waspadai Hipertensi, Penyebab Kematian Terbanyak ke-5 di Indonesia

Sebab, kegiatan ini juga meningkatkan kepatuhan pasien, serta bisa mendeteksi keberadaan masked hypertension (hipertensi terselubung) dan whitecoat hypertension (hipertensi jas putih).

Masked Hypertension

Hipertensi terselubung terjadi ketika tekanan darah Anda saat dicek di klinik normal, tetapi ketika dicek secara mandiri di rumah menjaditinggi.

Menurut penuturan dari Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S, hal ini bisa terjadi karena banyak faktor.

Pertama, bisa saja karena adanya kerusakan target organ, misalnya gangguan jantung, yang dapat memicu perubahan tekanan darah saat diperiksa.

Selain itu, kenyamanan pasien ketika diperiksa oleh dokter merupakan salah satu faktor perbedaan tekanan darah terjadi.

Hal lain yang harus diperhatikan juga adalah apakah cara mengukur di rumah benar atau tidak agar tidak memengaruhi hasil pengecekan tekanan darah.

Baca juga: Habis Minum Obat Kolesterol dan Hipertensi, Bolehkah Makan Daging Sepuasnya?

Whitecoat Hypertension

Berbanding terbalik dengan masked hypertension, whitecoat hypertension atau hipertensi jas putih terjadi ketika tekanan darah Anda mengalami peningkatan saat diperiksa oleh dokter atau perawat. Akan tetapi, ketika diukur di rumah, hasilnya menunjukkan bahwa tekanan darah Anda normal.

Penyebab hal ini terjadi menurut penuturan Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S, adalah karena ketakutan pasien saat diperiksa oleh dokter ataupun kecemasan karena baru pertama kali dicek tekanan darahnya oleh medis.

"Tetapi apapun itu, mau masked ataupun whitecoat hipertensi, sebenarnya dua-duanya menjadi faktor risiko,” ujar Yuda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com