Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tanaman Paling Mematikan di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia

Kompas.com - 16/09/2019, 18:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Sumber Gizmodo

Jika Anda menabrak pohon ini, dia akan mengeluarkan getah putih yang menghasilkan reaksi alergi hebat pada kulit.

Selain itu, jika kita berteduh di bawah pohon manchineel saat hujan, kulit tubuh dapat melepuh dalam waktu singkat.

Pohon manchineel mengandung racun yang bernama porbhol.

Selain getah dan daunnya, buah dari pohon Manchineel yang mirip apel juga beracun. Inilah kenapa tumbuhan tropis yang banyak ditemukan di Amerika Utara dan Amerika Selatan ini kerap dijuluki Apel Kematian.

4. Pohon bunuh diri (Cerbera odollam)


Tanaman ini merupakan bagian dari famili dari Oleander, yang juga beracun bagi manusia.

Biji dari pohon bunuh diri mengandung racun yang bernama cerberin, senyawa yang ampuh membuat detak jantung tidak teratur akibat terganggunya ion kalsium pada jantung, jika tertelan dengan jumlah yang cukup banyak.

Tanaman ini juga sering digunakan oleh para pembunuh sebagai senjata.

Konon, tanaman ini rasanya mirip dengan rempah-rempah pada makanan. Racun ini juga terkenal karena kerap diabaikan sebagai penyebab kematian ketika dilakukan otopsi.

Tidak heran jika pohon ini disebut dengan pohon bunuh diri. Setidaknya ada 500 kasus bunuh diri di Perancis dalam kurun waktu 10 tahun sejak 1989 hingga 1999 karena tumbuhan ini.

Baca juga: 5 Hewan yang Akan Mewarisi Bumi setelah Manusia Tiada

5. Tanaman jarak (Ricinus communis)

Biji Tanaman Jarak dianggap merupakan biji tanaman paling beracun seluruh dunia. Biji Tanaman Jarak dianggap merupakan biji tanaman paling beracun seluruh dunia.

Seperti Oleander, tanaman jarak juga sangat mudah ditemukan.

Tanaman ini dinobatkan oleh Guiness World Record sebagai tanaman paling beracun di dunia.

Racun yang ditemukan dalam biji tanaman ini mengandung senyawa ricin, yang menyebabkan sensasi terbakar pada mulut dan tenggorokan, sakit perut yang berkepanjangan, diare berdarah selama 36 jam, dan kematian dalam 3-5 hari apabila tidak ada penanganan. (Hana Nushratu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Gizmodo
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com