Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2019, 11:53 WIB

dr Elisna menekankan, semakin banyak Anda merokok, semakin besar risiko kanker paru pada diri Anda. Di dunia, lanjutnya, jumlah insiden (kasus) kanker paru merupakan yang terbanyak di dunia.

“Di Indonesia, mayoritas penderita kanker paru adalah laki-laki,” terangnya..

Dari data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), asap rokok bertanggung jawab atas sekitar 7.300 kematian akibat kanker paru setiap tahun di Amerika Serikat. Produk tembakau mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia, dan setidaknya 70 bahan diketahui menyebabkan kanker.

Situs Hallosehat menyebutkan, saat Anda menghirup asap rokok, campuran bahan kimia ini langsung dikirim ke paru-paru. Di titik inilah kerusakan mulai terjadi.

Serangan terus-menerus dan keberlanjutan dari aktivitas merokok ini menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru. Kerusakan inilah yang mengakibatkan sel-sel bereaksi secara tidak normal, hingga akhirnya muncul sel kanker.

Lalu bagaimana bila Anda berhenti merokok? dr Elisna mengatakan hal itu bisa berpengaruh secara signifikan. Dalam waktu 10 tahun setelah berhenti merokok, risiko kematian akibat kanker paru turun hingga setengahnya.

Kanker paru dan polusi udara

Selain rokok, dr Elisna mengatakan kanker paru juga bisa diakibatkan oleh polusi udara.

“Baik polusi udara outdoor maupun indoor. Kalau yang indoor menyerang perokok pasif. Kalau yang outdoor biasanya menjangkit orang yang berada di daerah berpolusi tinggi atau bekerja di pabrik yang berpolusi tinggi seperti pabrik semen,” jelasnya.

Untuk menghindari kemungkinan munculnya kanker paru, Anda bisa menggunakan masker seperti N95.

Baca juga: Kabut Asap Riau, Masker N95 Bisa Melindungi asal Pakainya Benar

Anda perlu mewaspadai beberapa gejala kanker paru. Antara lain batuk yang tidak kunjung berhenti bahkan semakin memburuk, batuk dengan lender atau dahak yang berdarah, nyeri dada yang bertambah parah, sesak nafas, merasa lelah atau lemas, hilangnya nafsu makan, dan suara serak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com