"Sebagai manusia yang punya hati nurani, ketika mendengar ada orang kesulitan dan tertimpa musibah, wajar jika muncul rasa iba untuk membantu dan menolong. Hal tersebut yang dimanfaatkan driver ojol menipu sana sini," imbuh Hening.
Hening mengatakan, sanksi pemutusan hubungan kerja dari perusahaan transportasi online tidak hanya bisa menjadi pelajaran untuk driver, tapi juga untuk driver yang lain.
"Paling tidak driver ojol tidak bisa seenaknya sendiri berbuat negatif seperti itu. Membuat buruk nama driver ojol lain sekaligus merugikan penumpang,"ungkap Hening.
Hening mengingatkan, dari kasus ini kita juga haru percaya bahwa masih banyak driver ojol lain yang berjuang cari nafkah untuk keluarganya siang malam.
Baca juga: Andong dan Becak, Sebuah Refleksi Sistem Transportasi di Yogyakarta
Peristiwa seperti ini dapat terjadi pada siapa saja dan di mana saja.
Untuk itu, Hening mengingatkan jika ada seseorang yang bercerita menyedihkan, cukup didengarkan terlebih dahulu.
"Cukup kita dengarkan, dan jangan terstimulus untuk terlihat lemah dan mudah dimanfaatkan," ungkap Hening.
Selain itu, dalam situasi seperti ini juga penting untuk mengikuti instuisi. Setidaknya dengan berpikir jernih, kita bisa lebih tenang dalam menghadapi situasi dan tidak terburu-buru ambil keputusan.
"Setidaknya ini jadi pelajaran untuk lebih hati-hati lagi,"imbuh Hening.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.