KOMPAS.com - Ketika Anda berkeringat setelah berolahraga atau karena cuaca yang amat panas, keringat tanpa sengaja menetes dan bisa saja masuk ke mulut.
Sebagian orang yang pernah mengecap keringat, pasti akan mengatakan rasanya asin.
Namun tahukah Anda kenapa rasa keringat asin?
Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Kenapa Patah Tulang pada Anak Lebih Cepat Sembuh?
Untuk diketahui, keringat merupakan cara tubuh untuk menormalkan suhu tubuh.
Saat kita banyak beraktivitas dan bergerak, seperti melakukan olahraga, suhu tubuh akan naik.
Untuk menstabilkan suhu tubuh yang naik kembali normal, kelenjar keringat akan melepaskan keringat sehingga panas menguap melalui kulit. Proses ini disebut dengan regulasi temperatur (thermoregulation).
Keringat ini sebagian besar diproduksi oleh kelenjar ekrin. Sisanya, yaitu di sekitar ketiak dan sekitar alat kelamin diproduksi oleh kelenjar apokrin. Keringat dari kelenjar ekrin mengandung garam. Inilah sebabnya kenapa keringat akan terasa asin.
Untuk lebih jelas, mari bahas satu per satu kandungan keringat yang dihasilkan oleh kelenjar ekrin berikut ini.
Sementara itu, keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin cenderung mengandung lemak. Ketika lemak dipecah oleh bakteri, akan ada zat buangan yang berbau. Keringat inilah menyebabkan bau badan pada seseorang.
Ternyata tingkat keasinan keringat itu berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini bergantung dengan seberapa banyak kadar garam yang perlu dibuang oleh tubuh.
Kadar garam dalam tubuh dipengaruhi oleh pilihan makanan.
Semakin asin makanan yang dikonsumsi, kadar garam akan semakin tinggi. Tubuh pun akan mengeluarkan garam yang berlebihan tersebut bersama keringat agar kadarnya dalam tubuh tetap stabil.
Jadi, konsumsi makanan tinggi garam juga jadi penyebab kenapa keringat terasa asin.
Menurut Harvard School of Public Health, hampir semua makanan yang tidak diolah seperti buah, sayur, kacang-kacangan, daging mengandung rendah garam.
Sebagian besar, makanan yang tinggi garam ada pada makanan olahan atau kemasan. Contohnya, pizza, camilan gurih, daging asap, atau masakan rumah yang banyak ditambahkan garam.
Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Benarkah Perut Keroncongan gara-gara Cacing?
Kandungan keringat ternyata bisa jadi masalah pada orang dengan gangguan kulit. Salah satunya eksim, yakni peradangan kulit yang menyebabkan kulit kemerahan, gatal, dan kering.
Bagi penderita eksim, membiarkan tubuh berkeringat adalah sebuah pantangan. Pasalnya, keringat bisa memicu gejala eksim kembali muncul.
Bahkan, kandungan garam dan komponen lain yang ada keringat bisa membuat kulit terasa perih ketika mengenai bagian yang terluka.
Untuk mencegahnya, keringat harus dibersihkan segera. Anda bisa mengelapnya dengan handuk atau kain lembut. Bisa juga dengan mandi untuk membersihkan sisa-sisa keringat yang menempel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.