KOMPAS.com - Serigala kerap dikaitkan dengan bulan purnama. Binatang mamalia karnivora ini pun diyakini akan melolong sambil menengadahkan kepala ke langit setiap kali bulan purnama muncul.
Hubungan antara serigala dan bulan bahkan ada di dalam mitologi Yunani, Romawi, dan Nordik (masyarakat Eropa Utara). Bahkan penduduk asli Amerika memandang serigala sebagai penjaga bulan.
Selama berabad-abad, legenda ini memudar menjadi pengetahuan tradisional.
Sejumlah ilmuwan modern pun banyak yang menaruh perhatian dalam hal ini. Mereka mencari kebenaran terkait lolongan serigala dan bulan purnama.
Baca juga: Serba Serbi Hewan: Alasan Jerapah Bisa Langsung Lari Setelah Lahir
Dari sekian banyak studi yang dilakukan, para ahli sepakat bahwa serigala tidak melolong dalam pola apapun yang berhubungan dengan bulan.
Dengan kata lain, serigala tetap melolong meski itu sedang bulan purnama, bulan baru, atau sama sekali tidak ada bulan di langit.
Serigala melolong di malam hari mungkin adalah suara paling dramatis dan bisa dibilang mengerikan.
Namun sebenarnya, lolongan serigala mirip seperti seruan hewan lain. Entah itu primata, burung hantu, nyanyian paus, atau suara kodok.
Suara yang dikeluarkan serigala merupakan bahasa untuk berkomunikasi dengan spesiesnya. Bisa untuk memperingatkan ke serigala lain bila ada bahaya, sinyal ada makanan, mencari pasangan, atau meminta bantuan.
Dilansir Science ABC, riset tentang suara lolongan serigala jumlahnya lebih banyak dibanding spesies hewan lain. Dan berikut adalah beberapa alasan yang ditemukan ahli tentang lolongan serigala.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.