Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seri Baru Jadi Ortu: Pahami Cara Mengetahui Minat dan Bakat Si Kecil

Kompas.com - 10/09/2019, 16:36 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Minat dan bakat anak umumnya bisa diketahui sejak anak masih kecil, terutama di masa tumbuh kembangnya. Namun tidak semua orang tua peka terhadap minat serta bakat yang buah hatinya punya.

Apa itu minat dan bakat?

Minat lebih mengarah pada apa yang disukai anak, sedangkan bakat adalah sesuatu yang mampu atau mahir dilakukan anak.

Misalnya ia suka dengan olahraga (minat), tapi belum tentu mampu atau mahir, begitupun sebaliknya.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Apa Jamu Pelancar ASI Manjur dan Aman Diminum?

Sedangkan bakat, sifatnya lebih ke kemampuan anak dan biasanya bawaan.

Bakat adalah suatu hal di mana anak mampu melakukan suatu hal lebih baik daripada kemampuan lainnya.

Ciri-ciri anak berbakat pada suatu hal biasanya ia lebih mudah menangkap instruksi dan cepat mengerti saat diajari suatu hal yang berkaitan dengan bakatnya tersebut.

Misalnya apabila si anak berbakat di bidang musik, ia cepat menangkap hal yang diajarkan, menghafal lagu atau peka terhadap nada.

Bagaimana cara orangtua mengetahui minat dan bakat anak?

Orangtua harus menggali minat dan bakat si kecil.

Menurut psikolog Hertha Chritabelle Hambalie dalam Hello Sehat, caranya dengan mengikutsertakan ia dalam berbagai kegiatan di luar sekolah.

Misalnya saja, kegiatan berhitung, menggambar, musik, olahraga, menari, dan kegiatan lainnya.

"Nah, dari kegiatan tersebut, orangtua mesti memperhatikan apakah si kecil senang dan nyaman mengikutinya. Jika si kecil terlihat tertarik dengan kegiatan tersebut, mungkin ia memiliki minat dan bakat dalam bidang tersebut," ungkap Hertha.

Orangtua juga bisa mencari tahu dan mengembangkan bakat si anak sedari dini. Misalnya mulai eksplorasi kegiatan-kegiatan untuk anak.

Mulai dari seni seperti seni musik, gambar, tari, atau literasi. Anda juga bisa mencari tahu bakat anak lewat olahraga, berhitung, atau masak. Hal ini bisa disesuaikan dengan usia perkembangan anak.

Jika sudah tahu bakat anak, perlukah mendaftarkan anak ikut les?

"Jika sudah tahu minat dan bakat anak, orangtua boleh mendaftarkan anak ke kegiatan khusus," ujar Hertha.

Selain itu, orangtua juga dapat mengajak dan menggali sendiri dengan kegiatan di rumah. Hal ini tergantung dengan pilihan orangtua dan kondisi masing-masing anak.

Hertha mengingatkan, bila dirasa sudah menemukan bakat anak, sebaiknya tunggu beberapa minggu sebelum Anda memasukan si kecil ke kursus atau les.

Pasalnya, anak kecil biasanya cenderung mencoba-coba terlebih dahulu kegiatan yang diberikan oleh orangtuanya.

Hal lain apa yang bisa dilakukan ortu untuk mengasah bakat dan minat si kecil?

Selain mengikutsertakan ia ke kursus atau les tertentu, ortu juga bisa melakukan kegiatan beragam di rumah. Misalnya mulai dari mengajak anak menari, menyanyi, menggambar, berolahraga, dan lain hal yang anak senangi.

Orangtua bisa mencari inspirasi-inspirasi kegiatan di majalah ataupun dari internet.

Misalnya untuk minat dan bakat menari anak bisa mulai diasah dengan mengajak anak melihat video menari di rumah. Sedangkan untuk contoh apabila anak suka sepakbola, orang tua bisa mengajarkan anak bermain sepak bola yang tepat di lapangan atau halaman rumah.

ilustrasi anak cerdas dan kreatifShutterstock ilustrasi anak cerdas dan kreatif

Bolehkah orang tua memaksakan minat dan bakat pada anak?

Pada dasarnya, minat tidak bisa dipaksakan. Akan tetapi, minat anak bisa diarahkan ke suatu kegiatan atau aktivitas yang positif lewat arahan orang tua.

Minat juga merupakan suatu hal yang cenderung tergantung pada kesukaan si anak.

Namun untuk mengarahkan bakat anak, ada proses belajar atau disebut modeling.

Maksudnya, anak akan mencontoh kegiatan yang dilakukan orang tuanya dan kemungkinan hal ini bisa menjadi minat si anak kedepannya.

Tips memaksimalkan minat dan bakat anak

Ada beberapa tips untuk memaksimalkan minat dan bakat anak.

Pertama, biarkan anak mencoba berbagai kegiatan, jangan dibatasi.

Kedua, orang tua bisa memberikan pujian dan arahan yang tepat saat anak mencoba sesuatu yang baru.

Ketiga hindari kata-kata negatif.

"Misalnya saat ia menunjukkan gambarnya, lalu Anda bereaksi 'ngga bagus, ah..' atau 'ah, cuma begitu aja…'. Hindari kata-kata ini," ujar Hertha mengingatkan.

"Pilih kata atau komentar yang menyemangati anak, misalnya 'Wah, gambar adek bagus, lebih bagus lagi kalau mewarnai gambarnya nggak keluar garis, sayang…'," imbuh dia.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: 3 Hal yang Picu Janin Gagal Berkembang

Usia anak pada dasarnya sedang mencari tahu apa yang ia sukai dan tidak sukai, yang ia mampu dan tidak, sehingga minatnya mungkin cenderung berubah-ubah.

Orangtua disarankan lebih mengarahkan dan memfasilitasi minat dan bakat anak, bukan membatasi atau memaksakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau