KOMPAS.com - Hipotiroid merupakan kondisi ketika tubuh hanya menghasilkan sedikit hormon tiroid yang mengatur kecepatan bekerja dari sel-sel tubuh kita. Akibatnya, sel-sel dan organ tubuh, seperti denyut jantung dan aktivitas usus, pun melambat.
Dipaparkan oleh dr Muhammad Ikhsan Mokoagow, M. Med. Sci, Sp. PD-FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah-Puri Indah dalam acara diskusi media "Mengenali Gangguan Kelenjar Tiroid" di Jakarta, Rabu (28/8/2019), hingga kini prevalensi hipotiroid di Indonesia secara pasti belum diketahui.
Akan tetapi, data Riskesdas tahun 2007 yang didasarkan pada pemeriksaan kadar hormon TSH menemukan bahwa 2,7 persen laki-laki dan 2,2 persen perempuan memiliki kadar TSH yang tinggi.
Ini menimbulkan kecurigaan mengenai adanya hipotiroid karena ketika hormon tiroid tidak diproduksi cukup banyak, kelenjar pituari akan memproduksi lebih banyak TSH untuk menstimulasi kelenjar tiroid.
Baca juga: 5 Hal Tak Terduga yang Pengaruhi Keseimbangan Hormon Anda
Penyakit autoimun atau ketika kekebalan tubuh menyerang dirinya sendiri dapat menyebabkan hipotiroid.
Salah satu penyakit autoimun yang paling umum menyebabkan hipotiroid adalah Hashimoto’s thyroiditis di mana kekebalan tubuh mengancurkan tiroidnya sendiri.
Selain Hashimoto’s thyroiditis, penanganan hipertiroid (kebalikan hipotiroid di mana kondisi memproduksi terlalu banyak hormon tiroid) berupa pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid lewat bedah dan perusakan kelenjar tiroid lewat radioaktif iodium juga dapat menyebabkan hipotiroid.
Ada beberapa faktor yang dapat mencetuskan gangguan tiroid, yakni:
1. Umur di atas 60 tahun
2. Berjenis kelamin perempuan
3. Genetik, karena dianggap faktor utama pada autoimunitas terhadap kelenjar tiroid
4. Merokok, karena dapat menyebabkan kekurangan oksigen di otak dan nikotin memacu peningkatan reaksi inflamasi
5. Stres, karena berkolerasi terhadap antibodi TSH-reseptor
6. Riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan autoimun
7. Riwayat pencitraan menggunakan zat kontras yang mengandung iodium
8. Beberapa jenis obat-obatan, seperti amiodaron, lithium karbonat, aminoglutethimide, interferon alfa, dan thalidomide
9. Lingkungan, ketika kadar iodium dalam air kurang
Baca juga: Hipogonadisme, Ketika Pria Kekurangan Hormon Testosteron
Hipotiroid mengganggu kecepatan bekerj dari sel-sel tubuh. Artinya, hipotiroid menimbulkan gejala di seluruh tubuh.
Gejala-gejala ini seperti jumlah keringat yang sedikit, kulit kering dan kasar, tidak tahan suhu dingin, peningkatan berat badan yang tidak bisa dijelaskan, kadar kolesterol tinggi, kesulitan buang air besar atau sembelit, gangguan siklus menstruasi, penipisan rambut, suara serak atau berat, dan tuli.
Selain itu, kondisi hipotiroid juga menyebabkan gerakan menjadi lamban, menjadi pelupa, kulit terasa dingin, pembengkakan sekitar mata, denyut nadi melambat hingga kurang dari 75 kali per menit dan kesakitan pada pergelangan tangan.
Akan tetapi, seperti diungkapkan oleh dr Muhammad, sering kali gejala hipotiroid muncul secara samar dan mirip dengan gejala-gejala umum sehingga tidak disadari oleh penderitanya.
Padahal, bila tidak ditangani, hipotiroid bisa menyebabkan gangguan jantung karena organ jantung mengalami perlambatan, sedangkan kolesterol meningkat, serta pembengkakan kelenjar tiroid (goiter) karena distimulasi terus-menerus
Lalu, hipotiroid yang berlangsung tanpa penanganan untuk jangka waktu lama juga akan menurunkan kualitas hidup penderitanya dan menyebabkan depresi.
Gejala hipotiroid memang samar, tetapi bila Anda mendapati banyak gejala hipotiroid di atas pada diri Anda, tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan ke dokter.