Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Usulan Presiden Trump, Bisakah Bom Nuklir Hancurkan Badai?

Kompas.com - 29/08/2019, 18:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

NOAA menyatakan ide ini sering kembali diusulkan setiap kali ada musim badai di Amerika.

Professor Sharon Squassoni dari George Washington University mengatakan ide ini berasal dari Plowshares Program pada 1950-an.

"Ini bermula ketika para peneliti "membayangkan hal-hal yang gila, yang luar biasa, yang bisa disebabkan oleh bom nuklir," ucap Squassoni.

Dalam waktu selama hampir 20 tahun, AS telah memakai 31 hulu ledak pada 27 tes untuk menguji apakah cadangan nuklir AS dapat digunakan untuk menggali kanal atau tambang atau untuk membangun pelabuhan kapal.

"Namun setelah bahaya nuklir menjadi semakin jelas, gagasan untuk memanfaatkan bom nuklir untuk berbagai kepentingan sipil ditinggalkan," imbuh Squassoni.

Dia menambahkan traktat internasional tidak membolehkan AS meledakkan senjata nulir untuk menghancurkan badai.

Beberapa gagasan yang tidak biasa muncul dalam beberapa tahun terakhir, termasuk seruan melalui Facebook yang mendesak para pemilik senjata di AS untuk "menembak jatuh" Badai Irma pada tahun 2017 dengan menggunakan hujan peluru.

Acara itu mendapatkan dukungan 55.000 orang.

"Anda tidak bisa membuat badai berbalik arah dan efek sampingnya sangat berbahaya," ujar seorang pejabat polisi Florida memperingatkan di Twitter.

Baca juga: Melihat Potensi Energi Nuklir Sebagai Energi Terbarukan Indonesia

Kapan terjadi badai di AS?

Musim badai Atlantik dimulai pada tanggal 1 Juni sampai akhir November. Puncaknya terjadi pada bulan September ketika suhu laut mencapai tingkat tertinggi.

Badai tropis Dorian saat ini sedang berputar menuju Kepulauan Karibia dan diperkirakan mengancam pulau milik AS, Puerto Rico.

Permulaan bulan ini NOAA memperingatkan keadaan saat ini lebih menunjang terjadinya kegiatan badai di atas normal.

Empat badai yang sampai sekarang telah terjadi tahun ini adalah Andrea, Barry, Chantal dan Dorian.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com