Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidung Buatan Ini Bisa Deteksi Minyak Babi, Pastikan Makanan Halal

Kompas.com - 23/08/2019, 18:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com -Kandungan minyak babi sering jadi kontroversi. Bahan pangan kerap dibilang tidak halal sementara publik kadang sulit tahu dasarnya.

Irwandi Jaswir, ilmuwan Indonesia yang bekerja di International Islamic University Malaysia beserta timnya mengembangkan e-nose, hidung buatan yang bisa deteksi minyak babi.

Gagasan e-nose awalnya bermula dari pengujian yang dilakukan Irwandi pada lemak babi, lemak ayam, dan lemak sapi dengan kromatografi gas.

Irwandi menemukan bahwa meskipun secara umum kandungan lemak tiga hewan itu berbeda, jumlahnya bervariasi.

"Beberapa komponen yang ada di lemak babi itu ada dalam jumlah sangat banyak dibandingkan kedua lainnya," kata pria kelahiran Sumatera Utara tersebut.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Ada Orang Hilang Ingatan Setelah Mabuk Alkohol?

Meskipun demikian, perbedaan itu sulit untuk dijadikan parameter. Sebab, komponen yang ada bisa terpengaruh dari bumbu-bumbu masakan juga.

"Banyak sih kajiannya sebelum pada akhirnya menyadari bahwa dari bau (aroma) lemak itu sendiri memiliki perbedaan,"ungkapnya.

Kemudian, para peneliti menganalisa komponen bau lemak. Bau dihasilkan tidak hanya dari satu komponen melainkan banyak komponen yang menyatu baru tenbentuk bau.

Dari sana, Irwan mengembangkan perangkat pendeteksi minyak babi bernama e-nose. Karena tantangan dari pemerintah Malaysia, e-nose akhirnya dibuat versi portable.

Meski saat ini masih ada kemungkinan untuk melakukan pengembangan, portable E-Nose itu sendiri telah dipatenkan dan nantinya segera dikomersilkan untuk bantu memastikan makanan halal.

Baca juga: Kisah Ambrosia, Kumbang-Kumbang Unik yang Cinta Alkohol

Cara kerja portable E-Nose

Portable e-nose memiliki bio-sensor berukuran kurang lebih sebesar pena dan ramping.

Di dalamnya terdapat plat kecil (heater) untuk menaruh sampel makanan. Ada pula dual detektor untuk bau (aroma) guna mendeteksi alkohol dan/atau lemak babi.

Jika Anda membeli sebuah minuman softdrink atau bersoda, uap yang keluar dari tutup kemasan yang dibuka dekatkan portable e-nose tersebut, maka sensor pendeteksi alkohol akan berfungsi sensitivitasnya hingga kadar minimal 0,02 persen.

Untuk makanan yang padat, plat akan memanaskan bahan dan membuatkan menguap. Uap itu kemudian dideteksi oleh detektor yang ada. 

Jika, makanan tersebut mengandung lemak babi, akan keluar angka secara digital di badan portable E-nose mengenai jumlah kadar lemak babi itu.

Irwan mengatakan, alat yang dikembangkannya sudah memiliki sensitivitas tinggi sehingga siap dikomersilkan untuk menjawab kebutuhan deteksi minyak babi dan verifikasi makanan halal.

Baca juga: Ilmuwan Hidupkan Otak Babi yang Sudah Mati, Ini Artinya bagi Kita

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau