KOMPAS.com- Ambon turun hujan, meski Indonesia masih dalam periode musim kemarau dan kekeringan panjang. Menurut BMKG, Ambon memang sedang berada di puncak hujan.
Indonesia merupakan wilayah yang unik karena terbagi menjadi dua wilayah Lintang Utara dan Lintang Selatan oleh adanya garis khatulistiwa.
Kasubid Analisis Informasi Iklim BMKG, Adi Ripaldi, menjelaskan bahwa wilayah yang dekat khatulistiwa atau ekuator mengalami curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Wilayah-wilayah ini tidak mengenal musim hujan dan musim kemarau.
"Artinya, mau ini bulan apapun memang (daerah dekat ekuator) curah hujannya tinggi terus," kata Adi.
Adapun daerah Jawa, Bali, dan Sulawesi Selatan disebut dengan tipe monsunal yang artinya mengalami perbedaan musim kemarau dan musim hujan yang jelas.
Baca juga: BMKG: Musim Kemarau Tahun Ini Lebih Lama, Harap Waspada Kekeringan
Musim hujan di Indonesia secara klimatologis terjadi pada bulan Oktober hingga April, sedangkan bulan Mei hingga September adalah musim kemarau.
Sementara itu, wilayah Ambon dan sebagian pulau Maluku, serta Papua justru mengalami hujan intens pada Juni, Juli dan Agustus. Ini karena wilayah-wilayah tersebut memang punya pola hujan sendiri, seperti yang terlihat pada peta di atas.
Sebaliknya pada bulan Oktober hingga Desember; daerah-daerah tersebut akan mengalami curah hujan yang rendah dan pada Januari, curah hujannya bahkan bisa lebih rendah lagi.
"Padahal kita kalau di Pulau Jawa sedang banjir-banjirnya, tapi di wilayah tersebut curah hujannya rendah," ujar Adi.
Baca juga: BMKG Jelaskan Penyebab Musim Hujan 2019/2020 di Indonesia Terlambat
Perbedaan pola hujan ini karena pengaruh dari angin laut China Selatan.
"Wilayah Jawa itu jelas dilewati angin barat dan angin timur, kalau untuk wilayah Ambon dan sekitar Sulawesi Utara itu berpengaruhnya dari angin laut China Selatan," jelas Adi.
Pada bulan Agustus seperti sekarang, angin laut China Selatan masih mendukung penguapan dan pembentukan awan hingga menjadi hujan.
"Justru musim hujannya daerah tersebut terjadi di bulan sekarang, berbeda dengan wilayah Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yang dapat pengaruh dari angin Asia dan Australia," imbuh Adi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.