Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

InaEEWS, Sistem Peringatan Dini Gempa, Resmi Diuji Coba BMKG

Kompas.com - 21/08/2019, 18:39 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Kepala Pusat Gempa dan Tsunami, Rahmat Triyono, menjelaskan bahwa konsep dasar InaEEWS menggunakan "end to end system" yang mampu memberikan peringatan dini gempa kuat kepada masyarakat.

InaEEWS mencakup 3 sistem, yaitu sistem monitoring yang mendeteksi gempa bumi di hulu, sistem automatic processing yang mengolah data secara cepat, dan sistem diseminasi penyebarluasanan informasi atau peringatan dini ke hilir. Yang ketiga ini ditujukan kepada masyarakat, disertai saran untuk menyelamatkan diri.

"Konsep ini bekerja dengan memanfaatkan selisih waktu tiba gelombang P (pressure) yang datang lebih awal dan gelombang S (shear) yang datang beberapa detik kemudian. Setiap terjadi gempa bumi, gelombang P akan tiba di sensor lebih awal selanjutnya dalam beberapa detik kemudian, tiba gelombang S yang sifatnya destruktif atau merusak," tutur Rahmat.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 5 Guncang Bengkulu, Tak Berpotensi Tsunami

Saat terjadi gempa, tambah dia, sensor InaEEWS akan merekam datangnya gelombang P. Sistem lantas secara spontan menginformasikan estimasi tingkat guncangan yang mungkin terjadi dan waktu kedatangan gelombang S. Sensor-sensor ini akan dipasang di berbagai tempat yang berdekatan dengan sumber gempa megathrust dan sumber gempa sesar aktif.

Dalam aplikasinya di Indonesia, data dari sensor InaEEWS akan dikirimkan melalui ke InaEEWS Center (BMKG) dan diolah secara otomatis.

Hsilnya lantas akan disebarkan ke receiver yang ada di stakeholder atau melalui mobile apps, receiver ini juga dapat dipasang pada objek vital seperti kereta cepat, MRT, industri vital, pusat keramaian (mall), dan area pemukiman dan perkantoran.

Baca juga: Gempa Hari Ini: Mengguncang Donggala, Sulawesi Utara, dan Bali

Uji coba pembangunan sistem ini akan diluncurkan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Duta Besar China dan dari Institute of Care Life of China. Pada tanggal 15 Agustus 2019, telah dilakukan pemasangan 10 unit sensor InaEEWS di wilayah Banten yang bertujuan untuk monitoring gempa bumi di wilayah Megathrust selatan Jawa.

Untuk tahap selanjutnya, imbuh Rahmat, akan dipasang 190 unit sensor yang akan berkonsentrasi di wilayah potensi gempabumi yaitu Sumatra Barat, Lampung, Jawa Barat, dan Banten. Bilamana uji coba ini berhasil, maka akan dikembangkan secara masif di seluruh wilayah Indonesia.

Dijelaskan oleh Sadly bahwa teknologi InaEEWS yang akan dijadikan ujicoba pembangunan dan kerjasama ini mengacu kepada sistem InaEEWS di Negara China. Informasi yang diberikan oleh sistem peringatan dini gempa ini mencakup: (1) estimasi intensitas gempa, (2) waktu tiba gelombang S, (3) estimasi magnitudo gempa, dan (4) lokasi episenter gempa.

Menurut Chinese Northwest Seismology (2002) Vol. 22, terlihat adanya korelasi antara waktu peringatan dini gempa InaEEWS dan rasio berkurangnya korban jiwa. Jika tersedia waktu emas selama 3 detik maka rasio berkurangnya korban mencapai 14 persen.

"Sedangkan jika tersedia waktu emas selama 10 detik maka rasio berkurangnya korban mencapai 39 persen, dan jika tersedia emas selama 20 detik maka rasio berkurangnya korban mencapai 63 persen," imbuh Sadly.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Seperti Bumi, Bulan Juga Sering Gempa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau