"Yang penting dalam modifikasi ini, ada DNA CRISPR dan protein krasnainnya. Terus kalau di lab biasanya ada DNA template, maksudnya sudah ada DNA yang disiapkan untuk menggantikan atau memodifikasi mau dijadikan seperti apa DNA asing itu tadi."
Baca juga: Jerman Berpotensi Alami Resesi, Ini Sebabnya
Diakui Keni, modifikasi DNA sudah sering dilakukan.
Ini karena metode CRISPR sudah diakui banyak pihak merupakan metode yang sangat efektif dan murah dalam penggantian atau modifikasi DNA.
"Meskipun ada kelemahannya dibandingkan metode lain, ini lebih efektif dan murah. Tapi, ya itu di lakukan luar negeri, kalau di Indonesia sepertinya belum ada (melakukan modifikasi atau penggantian DNA)," jelas dia.
CRISPRdapat digunakan untuk mengobati penyakit, seperti penyakit keturunan cystic fibrosis, kebutaan, malaria, HIV dan juga mendesain calon bayi.
Dengan catatan harus dianalisis di mana kerusakan DNA pada penderita terlebih dahulu dan melakukan penggantian DNA sesuai target yang diinginkan.
"Biasanya penyakit-penyakit itu karena kerusakan DNA dalam tubuh, jika bisa segera diidentifikasi dan dilakukan ganti ataupun modifikasi DNA untuk memperbaiki yang rusak itu, maka itu akan sangat membantu penyembuhan sebenarnya".
"Metode ini juga memungkinkah jika calon bayi bisa diganti DNA, misal memiliki kekuatan lari cepat dengan mengganti bagian gen pelari, ataupun punya kekuatan lain, juga bisa dicoba sebenarnya, ya tapi masih butuh penelitian lebih lanjut lagi," imbuh Keni.
Baca juga: Utak Atik Gen, Ahli Ciptakan Kadal Merah Muda Pertama di Dunia
Kelemahan dalam metode ini, kadang di luar target. Maksudnya kadang modifikasi yang ditargetkan bisa meleset dari rencana.
"Kita juga enggak tahu kadang dia (metode CRISPR) ini memodifikasi di DNA yang tepat target yang kita inginkan ataupun tidak."
Keni menuturkan, pengaplikasian metode ini sudah di lakukan di banyak negara. Namun karena metode ini masih terbilang baru, maka masih dibutuhkan banyak penelitian dan uji coba lanjutan untuk menjadikan hasil pengaplikasin metode ini benar-benar bagus.
Sebab, pada tahun 2015, sekelompok peneliti dari China melakukan modifikasi gen pertama yang dilakukan terhadap embrio manusia.
Baca juga: Ahli Gizi Sebut Rahasia Awet Muda Krisdayanti karena DNA Salmon, Hoaks
Dalam uji coba tersebut, para peneliti melakukan modifikasi gen terhadap embrio yang tidak viabel, untuk mengubah gen HBB, yang bertanggungjawab terhadap terjadinya talasemia-β. Namun hasil dari penelitian ini tidak seperti yang diharapkan.
Setelah melakukan CRISPR pada 86 embrio, 54 dari 71 embrio yang bertahan kemudian diuji secara genetik. Hanya 28 sambungan yang berhasil, dan hanya satu fraksi dari itu yang berisi materi genetik pengganti.
Selain itu, para peneliti juga menemukan beberapa mutasi yang tidak diinginkan. Penelitian ini terhenti akibat kurangnya keamanan dari jumlah mutasi yang tidak diinginkan tersebut.
Baca juga: Uji DNA Buktikan Semangka adalah Makanan Favorit Firaun Mesir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.