"Hasil Ristoja hanya mendata tanaman obat yang dipakai oleh masyarakat melalui pengobat tradisional di setiap etnis. Masih klaim dari pengobat tradisional. Sehingga, masih perlu penelitian lebih lanjut," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Balitbang Kemenkes Siswanto menambahkan, Bajakah dalam bahasa Dayak artinya akar-akaran. Jadi Bajakan bukanlah nama spesies tanaman.
"Bajakah atau akar-akaran secara indigeneous dipakai untuk berbagai keperluan, termasuk pengobatan secara tradisional," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (16/8/2019).
Saat disinggung terkait khasiat Bajakah yang diklaim mampu mengobati kanker, menurutnya masih terlalu dini.
"Riset 2 siswa SMA itu kalau tidak salah dibantu Unlam dengan uji in vitro cell line kanker payudara dengan ekstrak Bajakah. Tentu ini dalam pengembangan obat kanker masih awal banget," katanya lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.