Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Indonesia Diprediksi Masuk Kategori Sangat Mudah Terbakar Pekan Ini

Kompas.com - 12/08/2019, 06:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Titik Panas Masih Terdeteksi di Indonesia, Malaysia dan Beberapa Negara ASEAN

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk tetap terus mewaspadai sebaran titik panas guna mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Berdasarkan hasil pemantauan selama seminggu terakhir (2–9 Agustus 2019) sedikitnya BMKG mengidentifikasi terdapat 7.540 titik panas di seluruh wilayah Asia Tenggara dan Papua Nugini.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Prabowo di Jakarta, Jumat (9/8/2019) mengungkapkan, informasi titik panas tersebut diperoleh dari hasil analisis BMKG berdasarkan citra Satelit Terra Aqua MODIS (NOAA) dan Satelit Himawari-8 (JMA).

Peningkatan jumlah titik panas ini, menurutnya diakibatkan kondisi atmosfer dan cuaca yang relatif kering sehingga mengakibatkan tanaman menjadi mudah terbakar.

Kondisi cuaca perlu diperhatikan, agar tidak memperparah kalau terjadi kebakaran.

Baca juga: Ada 18.895 Sebaran Titik Panas, BMKG Minta Masyarakat Waspada Karhutla

Indikasi peningkatan jumlah titik panas

Berdasarkan hasil monitoring BMKG, menunjukkan adanya indikasi trend peningkatan jumlah titik panas di berbagai wilayah ASEAN.

Terpantau mulai tanggal 3 Agustus 2019 sebanyak 1.025 titik meningkat menjadi 1.139 titik pada tanggal 4 Agustus 2019.

Jumlah titik panas masih mengalami peningkatan hingga tanggal 7 Agustus 2019 sebanyak 1.585 titik.

Penurunan titik panas terjadi pada tanggal 8 Agustus 2019 sebanyak 1.178 titik.

Sementara, peningkatan jumlah titik panas kembali terjadi pada tanggal 9 Agustus 2019 sebanyak 2.002 titik.

Konsentrasi dari titik panas tersebut diantaranya berada di wilayah Indonesia (Riau, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat), juga terdeteksi di Malaysia (Serawak), Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar, Filipina, Singapura, Timor Leste, dan Papua Nugini.

Pada musim kemarau, pola angin dominan berasal dari arah Tenggara, perlu diantisipasi adanya sebaran (trajektori) asap lintas batas (transboundary haze).

"Terkait dengan isu asap lintas batas pada awal Agustus 2019, BMKG menyatakan bahwa sebaran asap yang terjadi di Indonesia khususnya wilayah Sumatera (Riau dan Jambi) tidak mengalami perluasan yang cukup signifikan hingga mencapai wilayah pantai Malaysia," tegas Prabowo dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (10/8/2019).

Hal ini dibuktikan dengan pengamatan satelit Himawari-8 yang menunjukkan sebaran asap di Sumatera tidak meluas hingga wilayah Malaysia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com