Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahir Sebelum Perang Dunia I, Inilah Ikan Air Tawar Tertua di Dunia

Kompas.com - 09/08/2019, 10:03 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi baru menggunakan penanggalan karbon mengungkap bahwa ikan Bigmouth Buffalo bisa hidup hingga 112 tahun. Hal ini membuat ikan yang berasal dari Amerika Utara tersebut menjadi ikan air tawar tertua di dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir, berkat teknik pengukuran umur yang lebih maju, para ilmuwan menemukan banyak spesies ikan yang hidup lebih lama dari perkiraan.

Baca juga: Di Mata Spesies Ikan Laut Dalam, Habitat Gelap Mereka Mungkin Berwarna

Begitu juga yang terjadi pada ikan Bigmouth Buffalo.

Dengan teknik khusus, tim mengeluarkan irisan tipis otolith, bagian kecil pada tubuh ikan yang membantu keseimbangan saat ikan berenang.

Ilmuwan mengambil otolith dari 386 ikan Bigmouth Buffalo yang ditangkap secara liar.

Selanjutnya para ilmuwan menggunakan mikroskop untuk menghitung cincin pertumbuhan pada setiap irisan otolith.

Ada beberapa hasil yang di dapat.

Menurut Alec Lackmann peneliti dari North Dakota State University, banyak ikan yang lahir sebelum tahun 1939.

Total ada 5 ikan Bigmouth Buffalo yang melampaui usia 100 tahun. Namun rekor tertua di pegang seekor ikan betina seberat 10 kilogram yang bisa hidur sampai berusia 112 tahun.

Baca juga: Habitatnya Tercemar, Ikan Ini Berevolusi Hasilkan Spesies Hibrida

Ikan Bigmouth Buffalo tidak terancam punah di Amerika Serikat namun menjadi perhatian khusus di Kanada.

Meski begitu keberadaan ikan ini memiliki peran penting menjaga habitat sungai asalnya.

Maka adanya penemuan soal umur ikan ini pun dapat membuka mata dan memberikan pengetahuan lebih dekat mengenai ikan Bigmouth Buffalo.

"Saya harap dengan mengetahui fakta tentang ikan-ikan ini akan membuat orang melihat spesies ini lebih dekat," ujar Solomon David, asisten profesor di Nicholls State University, Louisiana, yang tidak terlibat dalam penelitian ini dilansir National Geographic, Jumat (2/8/2019).

Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Communications Biology.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau