Partikel debu sangat kecil itu berukuran kurang dari 2,5 mikrometer atau sering disebut PM2,5.
Sebagai gambaran, ukuran PM2,5 sebanding dengan sekitar 1/30 dari diameter rambut manusia yang pada umumnya berukuran 50-70 mikrometer. Sedangkan PM10 sebanding dengan 1/7 dari diameter rambut.
Nah, jika partikel debu terhirup dan masuk ke tubuh manusia, mereka akan mencari jalan untuk menempel sel-sel dalam tubuh.
Pernapasan manusia itu juga berakhir di jantung, aliran yang terbawa dari hidung melalui sel-sel darah mengalir dan mengendap di jantung. Sama halnya seperti rokok yang lama mengendap dan akhirnya akan membahayakan organ jantung dan paru-paru.
Bahkan pada anak-anak, partikel-partikel tersebut lebih mudah lagi menempel dan anak-anak juga lebih rentan terkena penyakit karena daya tahan tubuh mereka belum kuat. Dampak jangka panjang pada anak-anak yakni mudah terserang berbagai penyakit kanker.
Banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurasi terkena resiko dari dampak-dampak tersebut.
1. Berolahraga
Salah satunya adalah dengan berolahraga untuk meningkatkan frekuensi napas.
Ketika frekuensi napas meningkat, udara yang masuk juga meningkat.
Agus mengingatkan, jangan sekali-kali berolahraga di luar ruangan jika indeks udara sedang tidak sehat.
"Berolahragalah di tempat yang banyak pepohonan. Memang tidak bagus jika olahraga pakai masker, karena hal itu menyulitkan untuk mengambil napas," ungkap Agus.
2. Menanam lidah buaya dan lidah mertua
Menanam pepohonan yang mempunyai anti oksidan seperti lidah buaya dan lidah mertua bisa menjadi pilihan.
Hal ini bisa Anda lakukan di rumah Anda bersama keluarga, untuk menghalangi racun-racun yang masuk dari udara di luar ruangan.
Baca juga: Jakarta Darurat Polusi Udara, Ahli Ungkap Kapan Harus Pakai Masker
3. Membersihkan rumah
Membersihkan rumah dengan sedetail mungkin. Jangan anggap rumah yang nampak bersih itu tidak ada kuman atau debunya.
4. Setelah berada di luar ruangan, segera ganti baju
Segera ganti baju yang Anda gunakan seharian di luar rumah, ketika sudah pulang ke rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.