Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbukti, Daun Katuk Tingkatkan Produksi ASI pada Ibu Menyusui

Kompas.com - 28/02/2018, 08:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com -- Saat menyusui, seorang ibu sangat membutuhkan asupan buah-buahan, kacang-kacangan, dan sayuran untuk bisa meningkatkan produksi ASI. Salah satu jenis sayuran yang sering digunakan oleh para ibu menyusui adalah daun katuk (Sauropus androgynus).

Menurut Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Profesor Bambang Pujiasmanto, daun katuk memiliki sejumlah kandungan yang memperlancar dan meningkatkan ASI. 

"Daun katuk mengandung efedrin, vitamin A, B, C, K dan pro vitamin A (betakaroten), mangaan, kalsium, fosfor, zat besi dan serat. Selain itu, katuk bisa berfungsi sebagai antioksidan," kata Bambang, Senin (26/2/2018).

Baca Juga: Terbukti, Daun Sirsak untuk Pengobatan Kanker Usus Besar

Selain itu, daun katuk juga mengandung banyak klorofil yang dapat membersihkan sisa limbah metabolisme di jaringan tubuh, sekaligus mengatasi parasit, bakteri, dan virus di dalam tubuh manusia.

"Senyawa yang berperan aktif dalam bioaktivitas katuk diduga meningkatkan produksi ASI berdasarkan efek hormonal dari kandungan kimia sterol yang bersifat estrogenik," kata Bambang.

Pendapat Bambang ini serupa dengan hasil temuan Sa'roni Sa'roni dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, dan Tonny Sadjiman, Mochammad Sja'bani, serta Zulaela Zulaela dari Universitas Gajah Mada.

Baca Juga: Daun Katuk Lancarkan Produksi ASI?

Dipublikasikan dalam Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan pada 2004, Sa'roni dan kolega mengonfirmasikan bahwa ekstrak daun katuk bisa meningkatkan kuantitas produksi ASI hingga 50,7 persen dibandingkan plasebo, tetapi tidak berpengaruh pada kualitas ASI.

Dalam mengonsumsinya, Bambang berkata bahwa daun katuk juga bisa dimakan dengan berbagai menu, misalnya tumis, sayur sop, atau dibuat jus daun katuk.

"Saat merebus dianjurkan memang jangan terlalu lama, agar tidak menghilangkan kandungan gizinya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau